JAKARTA, iNews.id - Kasus penembakan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat yang didalangi mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo masih menjadi sorotan masyakarat.
Bahkan, mantan jenderal Kopassus, Letjen (purn) Sutiyoso, angkat suara terhadap kasus penembakan Brigadir Yosua. Menurutnya, dari awal, kasus ini sudah tidak masuk akal.
“Waktu berhembus ada peristiwa tembak menembak, dari awal melihat kasus ini saya sudah merasa aneh saja gitu,” ucap Bang Yos dikutip dari pinter politik TV, Rabu (31/8/2022).
Ia menganggap bahwa peristiwa tembak-menembak yang melibatkan Bharada E dan Brigadir J sangatlah tidak mungkin. Pasalnya, Bharada E berhasil melangsungkan 5 peluru ke tubuh Brigadir J tanpa ada 1 peluru pun yang terlewat.
Sedangkan tidak ada 1 peluru pun yang ditembakkan Brigadir J kepada Bharada E yang kena. Hal ini tentunya membuat Sutiyoso bingung lantaran menurut pengalamannya ia lebih mudah menembakkan peluru dari atas ke bawah daripada dari atas ke bawah.
Pada saat kejadian tembak-menembak, kebetulan Bharada E berada di posisi atas lantai 2 dan Brigadir J berada di lantai dasar.
“Menembak ke bawah begini itu lebih sulit ketimbang menembak ke atas. Karena kalau ke atas, target bisa langsung kita lihat,” imbuhnya.
Selain itu, pria yang akrab disapa Bang Yos ini juga menyampaikan bahwa penuntasan kasus penembakan Brigadir Yosua ini terlalu berlarut dan menguras pikiran serta energi.
Sementara, pada saat ini bangsa Indonesia dihadapkan dengan kekacauan ekonomi yang tengah melanda dunia akibat peperangan yang terjadi.
Bang Yos berpendapat bahwa seharusnya pemerintah mencurahkan segala pikiran dan energinya untuk kepentingan hajat banyak orang.
“Dari yang saya utarakan, kita ambil kesimpulan, Kapolri telah melakukan yang seharusnya dilakukan. Dan hasilnya nyata,” pungkasnya.
Dalam kasus ini, Polri memastikan bahwa tidak ada peristiwa tembak menembak. Faktanya adalah, Bharada E disuruh menembak Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo.
Editor : Putra
Artikel Terkait