JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Seragam Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD ternyata tidak ada begitu saja. Ada cerita dibalik loreng darah mengalir yang membuat Kopassus semakin disegani.
Motif loreng darah mengalir menjadi ciri khas Kopassus yang mencerminkan keberanian serta menunjukkan identitas pasukan hebat. Namun perlu diketahui, motif loreng darah mengalir bukanlah corak pertama pada seragam Kopassus.
Motif loreng darah mengalir baru dikenal pada Hari ABRI (TNI) pada 5 Oktober 1964. Adapun sosok yang memperkenalkan motif loreng darah mengalir yakni Mayjen TNI (Purn) Moeng Parhadimulyo.
Cikal bakal Kopassus lahir dari Kesatuan Komando Tentara Territorium (Kesko TT) III/ Siliwangi bentukan Kolonel AE Kawilarang. Setelah menempuh berbagai pendidikan, prajurit diberi badge tanda kelulusan. Saat itu, prajurit diberikan seragam loreng dengan corak khusus yang dikenal dengan loreng macan tutul.
"Aslinya pakaian loreng itu buatan Amerika yang diproduksi pada masa Perang Dunia I untuk US Marine," bunyi dalam buku "Kopassus untuk Indonesia" dikutip Senin (13/11/2022).
Setelah berbagai operasi tempur, lama kelamaan stoknya seragam dengan corak loren macan tutul ini menipis. Kemudian diketahui, ternyata di Amerika Serikat seragam itu tidak diproduksi lagi.
Karena itu, muncul gagasan untuk membuat sendiri seragam khusus bagi Kopassus. Akhirnya muncul ide motif loreng darah mengalir. Penggunaan seragam motif ini disetujui Kolonel Inf Moeng Parhadimulyo yang saat itu menjabat Komandan RPKAD (sekarang Kopassus) pada 1958-1964.
Adapun Jenderal Moeng Parhadimulyo yang mencetus seragam corak darah mengalir merupakan jenderal yang kenyang pengalaman tempur. Jenderal kelahiran Yogyakarta ternyata sosok sederhana. Hal itu diungkapkan Menteri Pertananan (Menhan) Prabowo Subianto.
Jenderal Moeng Parhadimulyo pencetus seragam Kopassus corak darah mengalir. (Foto: Ist)
Jenderal Moeng rutin bangun pukul 04.30 WIB untuk menyapu dan mengepel rumah sebelum berangkat ke kantor. Moeng juga melarang istri dan anak menggunakan kendaraan dinas.
"Anaknya harus jalan kaki ke sekolah, sementara istrinya naik becak kalau hendak belanja," tutur Prabowo dalam buku biografinya berjudul "Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto".
Menurut Prabowo, siapa pun prajurit Baret Merah pasti mengetahui sosok Moeng yang sangat terkenal medio -1960-an hingga 1980-an. Moeng selalu memulai terlebih dahulu setiap tahap pelatihan mulai dari panjat tebing, terjun, menembak, lari hingga lempar pisau.
Prabowo mengisahkan, ternyata Moeng pernah memimpin lari pasukan satu resimen dan dua batalyon dari Cijantung ke Cililitan pulang-pergi. "Beliau sangat terkenal sebagai perwira spartan. Perwira yang tangguh dan kuat fisiknya," tutur Prabowo.
artikel ini telah tayang di iNews.id dengan judul: Cerita Seragam Loreng Darah Mengalir Kopassus yang Getarkan Dunia
Editor : Putra
Artikel Terkait