Tidak hanya ada di Desa Tinombala, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, hal serupa juga diterapkan oleh masyarakat Bugis, Barru, Sulawesi Selatan. Lebih tepatnya di Desa Lalabata, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru yang masih hidup dan mengakar hingga saat ini.
Kegiatan mengangkat rumah, oleh masyarakat Bugis ini disebut dengan Marakka’ Bola atau Mappalette yang berlangsung secara turun-temurun. Untuk memindahkan rumah seseorang, pesan disampaikan melalui toa atau alat pengeras suara yang ada di masjid, tak lama masyarakat akan berkumpul dan membantu secara sukarela
Adapun tujuan dari memindahkan rumah ini adalah agar terhindar dari bencana atau malapetaka. Uniknya tak hanya masyarakat Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan, tradisi ini juga ditemui dan dikenal oleh masyarakat Sulawesi Barat dengan sebutan yang berbeda dari kedua tempat tersebut, yang dikenal dengan istilah Maakke Boyang di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Berbeda dengan dua daerah sebelumnya, dalam prosesi Maakke Boyang, saat rumah akan dipindahkan dua anak kecil harus ada di dalam rumah, yang dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membuat tradisi berjalan lancar.
Setelah itu tuan rumah akan menghidangkan ule ule bue atau kacang hijau untuk dinikmati bersama sebagai perwujudan rasa syukur karena tradisi Maakke Boyang telah selesai dilakukan.
Editor : Putra
Artikel Terkait