Lanjutnya, Mulyono mengungkapkan jika bengkelnya sekarang sepi, bahkan saking sepinya, berbulan-bulan hanya ada satu atau dua dokar saja yang dia perbaiki. Itu pun hanya memperbaiki bagian roda yang memang lebih sering rusak.
"Roda itu paling sering, entah kayunya, bannya karena rangkanya pakai kayu kecil jadi harus telaten," ungkapnya.
Saat ini, dokar lebih banyak digunakan sebagai sarana wisata atau sebagai pajangan di rumah tradisional seperti joglo.
"Biasanya orang Bandung atau Surabaya ke sini mencari dokar bekas untuk jadi pajangan," pungkas Mulyono.
Editor : Putra
Artikel Terkait