“Selain merusak air menjadi keruh, sehingga tidak bisa digunakan. Pada saat musim hujan juga menimbulkan bau yang menyengat,” terangnya.
Sementara itu, salah satu pemerhati lingkungan, Pujiana sangat prihatin terhadap limbah kotoran sapi yang mencemari sungai dan terjadi sejak lama.
“Jadi semacam ada pembiaran terkait hal ini. Bahkan sedimen kotoran sapi tersebut menumpuk,” jelasnya.
Masih menurut Pujiana, bahwa banyaknya tumpukan kotoran tersebut juga berdampak pendangkalan.
“Dampaknya bukan saja pada warga, juga merusak destinasi wisata yang ada di desa setempat, sehingga tidak lagi dikunjungi wisatawan,” pungkasnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait