JAKARTA, iNews.id - Salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit adalah Kolam Segaran yang berada di situs Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Kolam itu memiliki ukuran 375 x 175 meter, dengan kedalaman 2,88 meter dan tebal dinding 1,60 meter.
Kolam tersebut bernama Kolam Segaran. Dikutip dari buku 'Perang Bubat 1279 Saka, Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit' karya Sri Wintala Achmad, kolam ini pada era Kerajaan Majapahit memiliki nama asli Citra Wulan, Trawulan, atau Trowulan.
Pada masanya, kolam ini dibangun untuk kebutuhan penampungan air di musim hujan. Sebagai persediaan air di musim kemarau.
Pemberian nama Citra Wulan untuk kolam tersebut belum diketahui secara pasti. Konon, keindahan kolam tersebut menjadi alasan mengapa diberi nama Kolam Citra Wulan.
Pada malam hari, cahaya bulan akan terbayang di permukaan air kolam. Saat bulan purnama, semua orang di yang berada di sekitar kolam akan mengakui suasananya yang indah.
Semasa Majapahit, keindahan memukau kolam tersebut diperkirakan lebih terasa. Sebab, kala itu belum ada cahaya listrik di sekitar kolam.
Kolam Citra Wulan semasa Majapahit dapat disebut sebagai tempat rekreasi penduduk di kala purnama. Tentunya banyak penduduk yang bercengkrama di sekitar kolam, dan tidak mustahil dilakukan juga oleh kaum bangsawan, keluarga raja, bahkan raja sendiri.
Sebuah pemberitaan Cina menyebutkan, setiap purnama penduduk Majapahit bersuka cita di sekitar Kolam Citra Wulan. Bahkan kaum perempuan membentuk barisan di sekitar kolam sambil ngamen bernyanyi di rumah-rumah orang berada untuk mendapatkan uang.
Nama Kolam Segaran atau Citra Wulan berdasarkan namanya merupakan tempat ideal untuk menikmati cahaya purnama. Lokasi ini menjadi tempat ideal untuk melakukan pemujaan kepada Dewa Candra.
Kekuatan dan keindahan Candra terbayang di permukaan air kolam, bayangan bulan purnama pasti terpantul di permukaan air. Artinya, air kolam pada masa itu dipenuhi oleh kekuatan indahnya Sang Candra.
Karena fungsinya, kolam Citra Wulan juga tempat pemujaan bagi Dewa Chandra dan rekreasi penduduk Kota Majapahit di kala bulan purnama.
Diperkirakan Kolam Citra Wulan dibuat di masa Raja Hayam Wuruk, seusai Mpu Prapanca menggubah Kakawin Negarakertagama pada tahun 1365.
Itulah mengapa Kolam Citra Wulan tidak tercantum dalam naskah tersebut.
Konon, Hayam Wuruk sengaja memerintahkan pembangunan Kolam Citra Wulan ini juga untuk mengenang peristiwa Perang Bubat, yang membuat kekasihnya, Dyah Pitaloka Citraresmi memilih mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
Editor : Putra
Artikel Terkait