PONOROGO, iNews.id - Setelah dilakukan pengamatan Badan Hisab Rukyat Kemenag Kabupaten Ponorogo, akhirnya tidak berhasil melihat hilal dalam Rukyatul Hilal yang diselenggarakan di Komplek Observatorium Falak Watoe Dhakon kampus IAIN Ponorogo, Jalan Pramuka, Kabupaten Ponorogo, Jumat (1/4/2022).
Dari pemantauan, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah tebalnya awan yang menutupi langit Ponorogo mulai dari siang hari.
"Pada sore hari ini kondisi langit dari sekitar Observatorium Ponorogo memang sangat gelap dan bahkan tadi sempat terjadi gerimis sehingga memang hilal dalam kondisi tersebut tidak bisa kita identifikasi atau kita lihat," kata Ahmad Junaidi, Pembina Observatorium Falak Watoe Dhakon IAIN Ponorogo.
Lanjutnya, Junaidi, menambahkan, bahwa dengan kondisi tersebut, Tim Watoe Dhakon tidak bisa melihat matahari yang sinarnya ribuan kali lipat dari sinar bulan.
"Sama sekali tidak nampak mulai dari siang tadi sehingga dinyatakan rukyat pada sore hari belum berhasil melihat atau mengidentifikasi hilal," imbuhnya.
Masih menurut Junaidi, sesuai ketetapan atau edaran baru dari Kementerian Agama, awal Ramadan bisa diidentifikasi jika tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi hilal minimal 6,4 derajat.
"Untuk sore ini kemungkinan besar diseluruh wilayah Indonesia tidak ada yang memenuhi kriteria tersebut dan belum memenuhi standar minimal visibilitas hilal," jelasnya.
Kemudian jika ada suatu tempat yang mengaku melihat hilal pun, dengan kriteria baru yang ditetapkan oleh Kemenag, maka kemungkinan besar akan ditolak oleh Kemenag.
Editor : Putra
Artikel Terkait