JAKARTA, iNews.id - Ada banyak senjata tradisional Jawa Tengah yang dikenal legendaris. Ya, Indonesia menyimpan benda-benda pusaka dan memiliki sejarah tersendiri.
Masing-masing senjata tradisional memiliki keunikan di setiap daerah. Kali ini, membahas tentang senjata tradisional Jawa Tengah. Senjata-senjata tradisional ini diketahui sudah ada sejak zaman-zaman kerajaan yang mempunyai nilai sejarah yang besar.
Senjata-senjata tradisional Jawa Tengah ini pun ada yang masih dapat dilihat di museum maupun penyimpanan koleksi barang-barang kuno.
Lantas, apa saja senjata tradisional Jawa Tengah yang legendaris dan memiliki sejarah? Berikut ulasannya dirangkum pada Jumat (17/6/2022).
1. Keris
Senjata tradisional Jawa Tengah di urutan pertama ada keris. Keris merupakan jenis senjata tikam seperti belati, namun mempunyai bentuk unik. Keris, mempunyai bentuk tidak simetris dan berkelok-kelok.
Biasanya, senjata ini dibuat dari besi nikel atau baja dan gagangnya terbuat dari gading, tulang, tanduk, kayu atau logam. Terkadang, gagangnya dilapisi dengan emas atau perak dan dihiasi dengan batu permata.
2. Wedhung
Wedhung juga menjadi salah satu senjata tradisional Jawa Tengah yang populer. Ini merupakan jenis senjata abdi dalem yang mirip seperti pisau dapur. Senjata ini diketahui terbuat dari besi dan baja, kemudian tangkai dan pengikatnya kadang-kadang terbuat dari emas atau perak.
3. Bandhil
Berikutnya ada bandhil, senjata tradisional Jawa Tengah, tepatnya dari Yogyakarta. Senjata yang satu ini kerap disebut sebagai Umban Pelempar Batu. Ada tiga jenis senjata Bandhil, di antaranya Brubuh, Jauh, dan Lepas.
4. Plintheng
Senjata tradisional Jawa Tengah terakhir ada plintheng. Plintheng adalah senjata tradisional yang kerap digunakan sebagai sarana hiburan anak-anak di masa silam. Dalam bahasa Indonesia senjata ini bernama ketapel. Senjata yang satu ini terbuat dari kayu cagak bercagak 2, karet, dan selembar kulit hewan. Sementara itu, batu atau kerikil digunakan untuk peluru, dan karet ditarik untuk menciptakan gaya pegas yang kuat.
Editor : Putra