PONOROGO, iNews.id - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Ponorogo memprihatinkan, khususnya di wilayah Kecamatan Pudak. Hal ini terlihat dengan penguburan sapi menjadi pemandangan sehari-hari, karena diwilayah sentra sapi perah tersebut, tingkat kematian akan sapi cukup tinggi.
Anggota DPRD Ponorogo Ribut Riyanto mengungkapkan bahwa pemkab Ponorogo harus lebih serius lagi melakukan penanganan PMK ini, karena sudah berdampak pada ekonomi dan sosial warga.
“Seperti yang sudah di katakan Presiden, bahwa penanganan PMK harus seperti Covid 19,” kata Ribut.
Selain itu, masih menurut Ribut, PMK menjadi pukulan telak bagi warga Pudak, karena memelihara sapi perah untuk diambil susunya, menjadi pekerjaan utama. Sehingga jika sapinya sakit atau bahkan mati, maka mereka jelas akan terpuruk, karena tidak ada pemasukan sama sekali.
“Selain penanganan yang maksimal, saya juga minta pada pemerintah untuk memberikan ganti rugi pada peternak jika sapi mereka mati,” terangnya.
Lanjutnya, Pemkab Ponorogo juga harus semestinya berkoordinasi dengan Pemerintah Propinsi bahkan Pusat, agar ketersediaan obat tercukupi hingga alokasi vaksin bagi peternak di Ponorogo.
“Harus ada koordinasi, jadi obat tidak telat dan dapat jatah vaksin,” pungkasnya.
Hingga kini tercatat sudah lebih dari 6800 sapi di Ponorogo terjangkit PMK, sedangkan untuk Kecamatan Pudak yang terbanyak yaitu 4745 sapi. Kemudian untuk yang mati hingga kini sudah kurang lebih 500 sapi.
Editor : Putra