PONOROGO, iNews.id - Penyambutan tim kirab air dan tanah nusantara ini dilaksanakan di padepokan SH Terate Cabang Ponorogo, di jalan Laksamana Yos Sudarso, Kecamatan Ponorogo, disambut dengan kesenian Reog dengan menampilkan 22 Dadak Merak, 22 penari Bujang Ganong, 22 penari Warok, 100 penari Jathil serta 1 penari Klono Sewandono, dengan di iringi ratusan pendekar.
Pada kirab ini, PSHT Cabang Ponorogo menerima air dan tanah dari PSHT Cabang Trenggalek serta Cabang Kabupaten Pacitan. Nantinya seluruh air dan tanah yang diambil oleh masing-masing daerah dikumpulkan menjadi satu di Monumen satu abad PSHT Pusat Madiun.
“Hari ini kami menerima air dan tanah dari PSHT Cabang Trenggalek dan Pacitan. Kemudian nanti dibawa bersama-sama dengan Ponorogo untuk dijadikan satu ke PSHT Pusat Madiun,” kata Qomarudin Ketua PSHT Cabang Ponorogo.
Sebelumnya PSHT Cabang Ponorogo juga telah melakukan prosesi pengambilan Siti Glagah Sari atau tanah dari Makam Bhatoro Katong dan Tirta Suci Purwitasari atau air dari sumur Masjid Tegalsari.
“Air dan tanah yang disatukan mempunyai makna filosofi agar persaudaraan yang terjalin dapat mempererat persatuan dan kesatuan, ditengah keberagaman ras, suku, adat, dan budaya Indonesia,” terangnya.
Lanjutnya, Qomarudin mengungkapkan bahwa diusianya yang menginjak satu abad ini, SH Terate diharapkan memberi kontribusi positif kepada bangsa dan negara dan tetap menjadi pelestari ajaran budi luhur.
Kegiatan kirab air dan tanah nusantara perguruan silat SH Terate ini dimulai satu Juni lalu, dan akan sampai puncaknya pada bulan September mendatang,” pungkasnya.
Editor : Putra