PONOROGO, iNews.id - Jumlah angka penderita Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Ponorogo Sejak tahun 2014 hingga saat ini sedikitnya sudah ada 3.802 orang. Angka tersebut terbilang cukup tinggi, pasalnya jika dirata rata setiap tahun paling tidak ada 422 ODGJ baru. Baik yang mengalami gejala ringan, sedang, hingga berat.
Menurut Anik Setyarini, Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Dinas Kesehatan Ponorogo, mengatakan munculnya ODGJ tersebut terjadi karena sejumlah faktor, diantaranya masalah ekonomi, keluarga, dan pekerjaan. Namun, ada penyebab baru yang ditemukan, yakni akibat bullying.
"Kalo dulu mayoritas karena keluarga, ekonomi dan pekerjaan, saat ini muncul akibat bullying sering muncul di kalangan remaja," terangnya.
Lanjutnya, Anik belum berani memastikan kondisi saat ini, sebab selalu berubah. Hal itu dikarenakan pengobatan setiap orang berbeda. Ia mencontohkan kalau seseorang mengalami gejala berat bisa saja berubah menjadi sedang jika menjalani pengobatan secara rutin, begitu pun sebaliknya.
"Untuk yang sembuh tetap masuk data karena tetap dalam pantauan, kalau meninggal baru dihapus dari datanya," jelasnya.
Masih menurut Anik, menambahkan bahwa saat ini Pemkab Ponorogo sudah memiliki tujuh posyandu yang dikhususkan untuk menangani ODGJ, dan tersebar di beberapa Puskesmas.
Di Desa Campurejo, Desa Plumpang, Desa Gupolo, Desa Dayakan, Desa Serangan, Desa Mrican, dan terakhir Desa Paringan yang memiliki Pustu Rehabilitasi Jiwa.
"ODGJ yang berada di sekitar puskesmas tersebut otomatis dipantau Nakes, fasilitasnya juga sudah lengkap obat ada, faskes ada, pandamping juga ada," imbuhnya.
Khusus untuk Pustu rehabilitasi jiwa di Paringan yang mulai beroperasi sejak 1 Juli lalu, saat ini memiliki kapasitas untuk 16 pasien dengan 9 perawat dan satu dokter umum.
"Kalo dokter jiwa biasanya hanya kunjungan jadwalnya juga sudah ada atau bisa sesuai dengan kebutuhan," pungkasnya.
Editor : Putra