HIDAYAH Islam bisa datang kepada siapa saja dengan cara apa pun atas kehendak Allah Subhanahu wa ta'ala. Inilah yang dialami Pramadia Sartika Sari, ibu rumah tangga asal Yogyakarta yang menjadi mualaf bersama anak-anaknya.
Pramadia sudah sejak lama mencari makna Tuhan dalam hidupnya. Dia bahkan sempat berpindah-pindah agama lantaran merasa heran dan ragu dengan ajaran agama tersebut. Masih belum puas, ia pun mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selalu muncul di benaknya.
Dirinya kemudian bertemu suatu komunitas di media sosial. Di sana, para anggota kerap menceritakan pengalaman mereka terkait perjalanan spiritual. Saat itu Pramadia menemukan banyak kesamaan antara ajaran agama yang dianutnya dengan agama Islam.
Mulai situ Pramadia tertarik dengan ajaran agama Islam. Selang beberapa waktu, mereka akhirnya melakukan diskusi bersama. Momen diskusi itulah yang membuka pikiran Pramadia.
Pasalnya, seluruh pertanyaan Pramadia selalu dibuktikan dalam dalil-dalil yang kuat dan masuk akal dari ajaran Islam. Puncaknya terjadi ketika sang teman memberikan salah satu surat Alquran. Surat pendek itu benar-benar "menampar" kesadarannya.
"Nah inilah yang bikin saya ambyar. Teman saya memberi Surat Al Ikhlas. Di situ benar-benar waw mengena sekali. Ketika Tuhan itu satu, tidak diperanakkan, di situ saya benar-benar terbuka," ucap Pramadia, dikutip dari kanal YouTube Sabda Persemayaman
Sejak diskusi itu, Pramadia kerap menonton dakwah ustadz-ustadz ternama di YouTube. Dia tak ingin menjadikan Allah Subhanahu wa ta'ala pelarian atas kebimbangannya. Oleh karena itu, dirinya betul-betul memantapkan keyakinannya dengan mempelajari ajaran agama Islam, sebelum akhirnya memutuskan menjadi mualaf.
"Setelah saya benar-benar mantap di Islam, saya sadar pasti kalau nanti yang saya hadapi besar. Perpisahan (dengan suami) itu ancaman pasti," ujar Pramadia.
Meski harus menghadapi risiko berpisah dengan sang suami, Pramadia tetap tidak gentar. Dia pun mencari cara agar anak-anaknya bisa ikut dengannya dan masuk ke agama Islam. Sebab, Pramadia tidak ingin meninggalkan anak-anaknya, baik di dunia maupun akhirat.
"Jadi intinya ketika sudah mengimani hal yang benar mengapa harus ditunda-tunda karena maut tidak ada yang tahu," ucap Pramadia.
Usaha Pramadia membuahkan hasil. Dia dan anaknya akhirnya resmi menjadi mualaf, setelah mengucapkan syahadat di depan para ustadz pada 24 November 2020. Tentunya Pramadia merasa sangat lega sekaligus bahagia, meski harus berpisah dengan suaminya.
Dari kisah perjuangannya mencari makna Tuhan, Pramadia hanya berpesan agar orang-orang yang telah mendapat hidayah Islam tidak lagi takut untuk melangkah. Pasalnya, Allah Subhanahu wa ta'ala pasti memberikan jalan dan rencana terbaik untuk hamba-Nya.
"Jangan pernah takut, Allah itu yang punya alam semesta ini kok. Allah itu Maha Kaya, pasti ada jalan. Ketika meninggalkan sesuatu untuk Allah, Allah akan gantikan dengan yang terbaik," tandasnya.
Allahu a'lam bisshawab.
Editor : Putra