BANDUNG, iNewsPonorogo.id - Budaya minum kopi masyarakat Indonesia lantas dimanfaatkan sebagian banyak orang untuk membuka usaha kedai kopi. Tidak sekedar menyediakan beragam kopi pilihan, tempat yang unik dan beda juga bisa menarik banyak pelanggan.
Salah satunya tempat usaha kedai kopi yang dimiliki pasangan suami istri, Ipan dan Dita. Mereka berjualan kopi dengan konsep menggunakan di sebuah bajaj dengan nama Bajaj Kopi Street.
Ipan berjualan kopi tersebut di jalan Teuku Umar, Bandung. Dia berjualan kopi dari pukul 18.00 WIB hingga dirinya merasa lelah. Adapun omzet yang didapat dari berjualan kopi tersebut per harinya bisa mencapai Rp4 juta hingga Rp6 juta.
Dikutip melalui akun YouTube Kepo Bisnis, Ipan menceritakan bahwa awal mula hadirnya bisnis tersebut lantaran dirinya mempunyai kendaraan bajaj, dan kendaraan tersebut hanya digunakan untuk berpergian saja.
Pasangan suami istri, Ipan dan Dita yang memiliki usaha kedai kopi di sebuah bajaj dengan nama Bajaj Kopi Street di Bandung. (Foto: YouTube Kepo BIsnis)
"Kepikiran pakai bajaj itu, karena saya sering berpergian menggunakan vespa dan bajaj. Kemudian, setelah dipikir-pikir jika hanya untuk berpergian dan nongkrong doang pasti akan mengeluarkan biaya untuk bensin maupun onderdil lainnya," ujar Ipan dikutip, Rabu (23/11/2022).
"Dari situ, gimana caranya biar bisa nongkrong tetapi mendapatkan uang tambahan. Nah udahlah dibuat foodtruck (bajaj street kopi)," sambungnya.
Dalam memulai bisnisnya, Ipan menjelaskan, dirinya telah melakukan riset ke berbagai daerah mengenai konsep berjualan kopi menggunakan bajaj.
Selain riset tersebut, Ipan ternyata juga mantan seorang pegawai di salah satu coffee shop di wilayah Bandung. Dari pengalaman tersebut dia belajar mengenai dunia perkopian dan pelayanan kepada pelanggan. Selain itu, dia juga mengumpulkan berbagai kebutuhan usahanya.
"Dari uang tersebut saya kumpulkan buat beli perlengkapan kopi. Jadi pas waktu jualan itu sudah ada," ucapnya.
Adapun dalam menjalankan bisnisnya, Ipan mengatakan bahwa dirinya pernah mengalami kondisi di mana tidak ada pembeli sama sekali. Oleh sebab itu, dirinya mencari rezeki dengan mengamen di jalan.
Namun, dengan tekad yang kuat akan kepercayaannya kepada sang pencipta bahwa rejeki sudah ada yang mengatur, dirinya kembali bersemangat untuk membangkitkan usahanya tersebut.
"Tapi hampir bajaj ini bubar di tahun kedua, karena tidak ada yang beli, sehingga tidak punya uang. Setelah itu, saya ngamen dulu. Dari situ kemudian saya berpikir cari uang itu susah. Masa bajaj ini harus bubar? Kemudian saya bangkit lagi," tuturnya.
Kondisi terpuruk yang dia alami disebabkan oleh ketidakmampuan dirinya dalam mengatur keuntungan dari hasil penjualannya.
"Dulu, ketika mendapatkan uang, ya pikiran saya buat main saja. Mangkanya hampir bubar, jadi tidak memikirkan kelanjutan dari bisnisnya. Oleh sebab itu, kita harus konsisten dalam berjualan dan jangan lupa berdoa," ujarnya.
artikel ini telah tayang di iNews.id dengan judul: Kisah Mantan Pengamen Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari Berkat Jualan Kopi di Bajaj
Editor : Putra