get app
inews
Aa Text
Read Next : Mengintip Isi Museum dan Galeri SBY-ANI Pacitan, Diresmikan 17 Agustus 2023

Sejarah Pesawat Gatotkaca Buatan BJ Habibi yang Dipuji Dunia

Minggu, 04 Desember 2022 | 09:48 WIB
header img
Pesawat Gatotkaca buatan pertama mantan Presiden BJ Habibi (ist)

JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Mantan presiden Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibi memang dikenal sebagai orang jenius yang mampu membuat pesawat terbang. Salah satu pesawat buatannya yaitu N250 yang populer dengan nama N250 Gatotkaca merupakan pesawat pertama buatan Indonesia. 

Pesawat N250 Gatotkaca adalah pesawat penumpang sipil (airliner) regional komuter turboprop paling canggih di kelasnya. Rencana pengembangan pesawat N250 Gatotkaca pertama kali diungkap oleh PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), sekarang PT Dirgantara Indonesia (PT DI), pada Paris Air Show 1989.

Pembuatan prototipe pesawat yang menggunakan teknologi fly by wire pertama di dunia dimulai pada tahun 1992. Pembuatan pesawat N250 ini dipimpin oleh BJ Habibie saat menjadi Menteri Riset dan Teknologi pada awal 1990-an.

Nama N250 mengandung arti khusus, N berarti Nurtanio atau Nusantara, angka 2 berarti mesin ganda, dan 50 berarti pesawat mampu menampung 50 penumpang.

Nama Gatotkaca yang disematkan pada pesawat tersebut diberikan oleh Presiden Indonesia ke-2 Suharto.

Gatotkaca adalah tokoh pahlawan dalam mitologi Jawa (wayang) yang diberkahi kesaktian tubuh yang kuat dan bisa terbang. Pesawat N250 Gatotkaca pertama kali diterbangkan pada 10 Agustus 1995, selama 55 menit, yang kemudian ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Penerbangan terbukti sukses karena pesawat tidak mengalami dutch roll berlebihan. Teknologi pesawat N250 Gatotkaca terbukti sangat canggih dan dipersiapkan Habibie untuk 30 tahun ke depan.

Pesawat N250 Gatotkaca memiliki sejumlah fitur canggih termasuk flybywire, sistem avionik kaca EFIS Rockwell Collins Pro Line 4, dan mesin turboprop Allison AE 2100 dengan 6 bilah baling-baling.

Pesawat N250 Gatotkaca merupakan satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mengunakan fly by wire (dikendalikan komputer) dengan 900 jam terbang. Pesawat N250 Gatotkaca merupakan pesawat pertama di kelasnya, subsonic speed, yang menggunakan teknologi fly by wire.

Pada saat itu, pesawat N250 Gatotkaca merupakan pesawat ketiga yang menerapkan teknologi fly by wire, selain Airbus A340 dan Boeing 767. Perlu diingat dua pesawat itu adalah pesawat penumpang jet berkapasitas besar.

Pesawat N250 Gatotkaca memiliki kecepatan maksimalnya 610 km per jam dengan kapasitas penumpang 50 orang.

Pesawat N250 Gatotkaca menjadi pesawat tercepat di kelasnya dan mampu beroperasi di ketinggian 24.000 kaki atau 7.620 meter dengan daya jelajah sejauh 1.480 km.

Pesawat N250 Gatotkaca menjadi primadona PT IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya.

Pesawat N250 Gatotkaca menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Pesawat ini sempat tampil dalam ajang bergengsi Paris Air Show hingga membuat pihak luar tercengang.

Namun pembuatan pesawat N250 Gatotkaca dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi yang berkepanjangan pada 1997. Jadi pesawat N250 hanya diproduksi sebanyak 2 unit saja, yaitu Gatotkaca (PA-1) dan Krincing wesi (PA-2) yang terbang perdana pada tanggal 19 Desember 1996.

Rencananya program N250 akan dibangun kembali oleh BJ Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis.

Namun, pada 21 Agustus 2020, pesawat N250 Gatotkaca ditetapkan menjadi salah satu koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.z

Artikel ini telah diterbitkan di SINDOnews dengan judul: Sejarah Pesawat N250 Gatotkaca Buatan BJ Habibie, Dipuji Dunia dan Terhenti Akibat Krisis Ekonomi

Editor : Dinar Putra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut