PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Jelang perayaan tahun baru Imlek sejumlah pengrajin lampion di Ponorogo kebanjiran pesanan. Bahkan pengerajin mengaku kewalahan, hingga terpaksa menolak orderan dari pelanggannya.
Anton Pratama (34) salah satu pengrajin lampion yang ada di Jalan Ramawijaya, Kelurahan Surodikraman, Ponorogo ini menyebut jika hari biasa rata-rata cuma 10 lampion, namun pada saat momen Imlek ini naik hingga drastis hingga 50 buah.
"Banyak permintaan saat momen Imlek, bisa 50 buah," kata Anton.
Masih menurut Anton, banyaknya pesanan lampion seperti sekarang ini membuat dirinya kewalahan. Bahkan tak jarang dirinya harus menolak pesanan dari para pelanggannya karena keterbatasan tenaga serta waktu, sebab dirinya hanya dibantu oleh dua orang saja.
"Sebagian saya tolak mas, karena tenaga dan waktunya. Karena yang pesan mintanya sebelum hari H harus selesai," jelasnya.
Lanjutnya, ia mengaku lampion hasil karyanya, tidak cuma dipesan orang Ponorogo saja, namun ada yang beberapa daerah di Jawa Tengah, hingga terjauh Bekasi Jawa Barat. Selain itu lampion buatannya juga dipesan tidak untuk hari raya Imlek saja namun juga saat lebaran maupun di moment-moment tertentu lainnya.
Anton menjelaskan bahwa lampion buatannya tersebut bisa bertahan hingga 1 tahun, karena menggunakan rangka dari kawat besi. Selain itu material kain yang digunakan merupakan jenis yang tahan terhadap air. Sedangkan harganya sendiri bervariasi tergantung ukuran dan modelnya.
"Ini kalo tidak pakai lampu harganya Rp65 ribu sedangkan yang pakai lampu Rp85 ribu dengan tambahan variasi tulisan," imbuhnya.
Kemudian untuk pemasaran, menurut Anton, memanfaatkan media sosial, meskipun terkadang orang tahu dari mulut ke mulut.
"Ini saya belajar secara otodidak, langsung jadi dan lampu lampion buatan saya ternyata banyak yang suka hingga sekarang," pungkasnya.
Editor : Putra