get app
inews
Aa Read Next : Deretan Negara Gudangnya Wanita Muslim Tercantik Dunia, Indonesia Urutan Pertama

Pulau Mafia Sisilia Jejak Sejarah Kejayaan Islam yang Terlupakan

Jum'at, 31 Maret 2023 | 11:57 WIB
header img
Pulau Sisilia potret kejayaan Islam foto: istimewa

JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Sebagian mungkin belum tahu atau mendengar Pulau Sisilia yang selama ini dikenal sebagai kawasan 'mafia' di Italia. Akan tetapi siapa sangka, jika di pulau ini menjadi saksi bisu kisah kejayaan Islam yang terlupakan. 

Dipulau tersebut ada peninggalan kaum muslim yang menganggumkan, tepatnya berupa bangunan megah berarsitektur Timur Tengah, peninggalan Dinasti Aghlabiyah, yang masih bisa dilihat hingga kini. 

Sejarah kejayaan Islam di Benua Eropa, seringkali hanya tertuju pada Muslim di Andalusia, Spanyol, pada periode 711 hingga 1492 Masehi. Atau, ke Dinasti Turki Utsmani.

Sebaliknya, Muslim di Kepulauan Sisilia, Italia, sering terlupa. Sejarah mencatat, umat Islam di bawah Dinasti Aghlabiyah pernah menguasai kepulauan ini selama lebih dari 200 tahun. Dinasti Aghlabiyah sendiri merupakan bagian dari era Abbasiyah yang berasal dari Tunisia dan Aljazair.

Dinasti ini digagas oleh Ibrahim bin Al Aghlab yang berkuasa pada tahun 800 – 812 masehi. Kemudian, nama Aghlab di ambil sebagai nama dinasti. Pada 817 hingga 838, pasukan muslim dipimpin oleh Ziyadatallah I berhasil menaklukkan Pulau Sisilia.

Pulau Sisilia, saat itu memiliki posisi yang sangat strategis untuk jalur transportasi laut dan perdagangan. Selain alasan ekonomi, pada 826 terjadi sebuah pemberontakan yang mengharuskan Ziyadatallah I membantu dari segi politik dan keamanan.

Akibat beberapa muslimin ditawan dan dijadikan tahanan di Pulau Sisilia oleh bangsa Romawi. Ziyadatallah kemudian mengirimkan pasukan untuk membebaskan sandera politik dan para pedagang muslim.

Ziyadatallah juga berpikir bahwa saat Pulau Sisilia jatuh ke tangannya, maka perdagangan bangsa Romawi di kawasan Laut Mediterania akan goyah dan akan memperkuat kekuasaannya di Eropa.

Saat menaklukan Sisilia, Ziyadatallah mengerahkan sekitar 10.000 pasukan elite muslim yang diberangkatkan dari Afrika pada 827.

Karena jumlah pasukan yang tidak seimbang, pasukan Romawi berhasil dipukul mundur hingga ke kota Palermo dan Syracuse di sisi utara dan timur. 

Pemimpin pasukan yang bernama Al – Furat tidak mampu mengepung Palermo. Dan hanya berselang satu tahun dari perang ini, beliau meninggal dunia karena sakit.

Kemudian pasukan muslim kemudian diserang balik oleh pasukan bangsa Romawi. Dengan berbagai tekanan dari pihak musuh serta adanya penyakit, kaum muslimin saat itu nyaris kalah. 

Mujurnya, pada 830, pasukan dari Dinasti Umayyah tiba dalam waktu yang tepat. Mereka datang dari Spanyol yang saat itu sudah dikuasai Dinasti Umayyah dan membantu pasukan muslimin di Sisilia.

Pulau Sisilia dijadikan sebuah basis pemerintahan baru oleh Ziyadatallah I. Ia mengirimkan sepupunya bernama Abu Fihr Muhammad ibn Abd-Allah sebagai gubernur di Palermo. 

Sisilia menjadi sebuah kota yang masuk di bawah kekuasaan Dinasti Aghlabiyah. Kota – kota dan pedesaan yang bernafaskan Islam mulai dibangun dengan pusat pemerintahan di Palermo.

Misalnya, seperti sistem pemerintahan yang berdasarkan dinasti atau keturunan kerabat. Dan setiap provinsi dipimpin seorang gubernur yang pertanggung jawabannya ke ibukota dinasti di Qayrawan.

Sebagai kota yang berbasis pemerintahan Islam, maka warga lokal dan rakyat secara menyeluruh juga wajib mengikuti aturan syariah.

Sementara itu, bagi yang beragama non muslim diperbolehkan menjalankan agama sesuai kepercayaan yang dianut. Namun, tetap harus membayar pajak negara, membayar zakat dan kharaj.

Kontribusi Arsitektur

Dinasti Aghlabiyah, terkenal dengan prestasinya di bidang arsitektur, terutama dalam pembangunan masjid. Pada masa Ziyadatallah yang kemudian disempurnakan oleh Ibrahim II, berdiri dengan megahnya masjid Qairawan. Menara masjidnya merupakan warisan dari bentuk bangunan Umayyah.

Qairawan menjadi kota suci keempat setelah Makkah, Madinah, dan Yerusalem. Masjid tersebut disebut sebagai masjid terindah dalam Islam. Selain itu, dibangun pula sebuah masjid di Tunisia, pada masa kekuasaan Ahmad serta dibuat pula suatu peralatan pertanian dan irigasi untuk daerah lfrikiyah.

Pada akhir abad ke-9, posisi Dinasti Aghlabiyah di Ifrikiyah mengalami kemunduran, dengan masuknya propaganda Syi'ah yang dilancarkan oleh Abdullah Al-Syi'ah atas isyarat Ubaidilah Al-Mahdi telah menanamkan pengaruh yang kuat di kalangan orang-orang Barbar suku Ketama. 

Kesenjangan sosial antar penguasa Aghlab di satu pihak dan orang-orang Barbar di pihak lain, telah menambah kuatnya pengaruh.

Pada tahun 909, kekuatan militer tersebut berhasil menggulingkan kekuasaan Aghlabid yang terakhir, Ziyadatallah III sehingga ia diusir ke Mesir setelah gagal mendapatkan bantuan dari pemerintahan pusat di Baghdad.

Ada juga yang berpendapat bahwa Ziyadatallah kalah karena tidak mengadakan perlawanan apapun sebelum Dinasti Fatimiyah Syi'ah mengadakan invasi.

Dan sejak itu pula, lfrikiyah dikuasai oleh orang-orang Syi'ah yang pada masa selanjutnya membentuk Dinasti Fatimiah. Salah satu faktor mundurnya Aghlabiyah ialah hilangnya hakikat kedaulatan dan ikatan-ikatan solidaritas sosial semakin luntur. 

Editor : Dinar Putra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut