Pecinta Drakor, Kebiasaan Orang Korea Ini Bisa Ditiru Bikin Efeknya Luar Biasa

PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Berbagai kebiasaan orang Korea Selatan yang mungkin bisa dicontoh. Kebiasaan positif tersebut bagian dari menunjukkan karakter diri sebagai bangsa beradab dan menjadi kunci kemajuan negara tersebut.
Jika mendengar Korea Selatan yang terlintas dipikiran banyak orang pastinya tak jauh-jauh dari Kpop, Kdrama, dan skincare.
Ada beragam hal positif yang bisa dicontoh dari Korsel, salah satunya karakter atau kebiasaan warganya, yang bisa dijadikan contoh oleh orang lain.
Kedisiplinan dan ketepatan waktu merupakan salah satu budaya orang Korea.
Orang Korea Selatan sangat menghargai waktu (koreabizwire.com)
Mereka cenderung tiba tepat waktu dalam segala situasi, baik pertemuan bisnis, janji bertemu dengan teman, dan lain-lain.
Kebiasaan ini mencerminkan rasa tanggung jawab dan menghargai waktu.
Budaya makan di Korea Selatan mempunyai etika khusus, seperti tidak berbicara pada saat makan, tidak membuat suara berisik saat makan, hingga menjaga kebersihan meja makan.
Mereka juga sering berbagi makanan dengan orang lain sebagai bentuk kepedulian dan rasa kasih sayang.
Orang Korea Selatan memiliki kebiasaan mengantre dengan baik. Mereka menghargai urutan dan tidak berusaha untuk melompati antrian.
Kebiasaan ini mencerminkan rasa hormat terhadap orang lain.
Sudah menjadi rahasia umum jika orang Korea pekerja keras dan memiliki dedikasi tinggi terhadap pekerjaan.
Mereka memiliki standar yang tinggi dalam hal produktivitas dan kualitas kerja. Budaya kerja Korea mengajarkan pentingnya usaha keras.
Selanjutnya, hal yang patut juga ditiru oleh orang Indonesia adalah kebiasaan jalan kaki orang Korea. Daripada menggunakan kendaraan pribadi, mereka lebih suka jalan kaki.
Akan tetapi kebiasaan ini memang didukung dengan infrastruktur yang nyaman bagi pejalan kaki. Jadi kenapa orang Korea banyak yang memiliki tubuh ramping karena kebiasaan tersebut.
Kemudian orang Korea rata-rata memiliki budaya belajar yang kuat. Mereka memperbanyak ilmu atau haus akan pengetahuan. Sehingga tidak jarang mengikuti program pendidikan tambahan atau les di luar jam sekolah atau kerja.
Editor : Putra