JAKARTA, iNews.id – Di bawah kepemimpinan Panembahan Senopati, Kerajaan Mataram meluaskan pengaruhnya dengan melakukan ekspansi dan memperkuat hubungan dengan wilayah tetangga, termasuk Karisidenan Kedu dan Begelen.
Walaupun demikian, Panembahan Senopati menghadapi perlawanan dari pihak-pihak yang menolak mengakui kekuasaan Kerajaan Mataram Lama.
Salah satu kelompok oposisi ini terungkap dalam tulisan "Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung" karya De Graaf, di mana Ki Bocor, seorang mantri di Jawa Tengah, merupakan salah satu pihak yang menentang. Ki Bocor menolak mengakui kekuasaan Panembahan Senopati karena menganggap Kerajaan Mataram lebih muda secara usia.
Ki Bocor bahkan berencana untuk menguji keahlian Panembahan Senopati dengan senjata pusakanya, yaitu keris Kebo Dengen, yang terkenal karena kehebatannya. Akan tetapi, rencana ini ternyata diketahui oleh Panembahan Senopati.
Pada suatu malam, ketika sedang duduk, Panembahan Senopati dengan sengaja membiarkan dirinya ditusuk dari belakang oleh Ki Bocor. Meskipun ditusuk, Panembahan Senopati tetap diam tanpa bergerak hingga akhirnya Ki Bocor kehabisan tenaga, jatuh dan mencium kaki Panembahan Senopati.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta