Dia pergi ke rumah Menteri Luar Negeri Sait Pasha untuk menemuinya, dan Noda dipanggil ketika pasha membutuhkan penerjemah untuk berkomunikasi dengan Yamada. Noda dan Yamada bertemu pada kesempatan ini.
Mencoba menjalin hubungan komersial antara Kesultanan Utsmaniyah dan Jepang, Yamada juga membantu Noda dalam pelajaran bahasa Jepangnya. Dia kemudian kembali ke Jepang pada Juli 1892. Setelah tinggal di negaranya selama satu tahun lagi, dia kembali ke Istanbul dan membuka toko yang menjual barang-barang Jepang di distrik Pera yang bersejarah. Dia akan tinggal di Kekaisaran Ottoman selama sekitar 10 tahun dan kembali ke Jepang setelah dimulainya Perang Rusia-Jepang pada tahun 1905.
Noda, yang mengajar di Akademi Militer Ottoman selama sekitar dua tahun antara tahun 1891 dan 1892, mempelajari sejarah Islam dan Kesultanan Ottoman. Dia membaca buku-buku tentang Islam dan mengumpulkan informasi tentang agama tersebut.
Terpengaruh oleh perlakuan baik yang ditunjukkan kepadanya, ia masuk Islam pada tanggal 21 Mei 1891, mengambil nama Abdülhalim dan disunat. Dengan demikian, ia tercatat dalam sejarah sebagai Muslim Jepang pertama yang diketahui. Masuknya Noda ke Islam disambut baik di Istanbul, dan foto-fotonya dipublikasikan di surat kabar Ottoman.
Noda, yang mungkin mulai merasa rindu kampung halaman setelah kepergian Yamada, meninggalkan Turki pada akhir tahun 1892. Ia kembali ke Tokyo melalui Eropa dan Amerika Serikat. Jurnalis tersebut menulis surat kepada Sultan Albdülhamid pada tanggal 5 Februari 1893, dan mengucapkan terima kasih atas pelajaran bahasa Turki yang diambilnya. Melanjutkan karir jurnalistiknya di Jepang, Noda meninggal dalam usia muda pada 27 April 1904.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta