“Didalam negeri sendiri harapannya juga sama ada dukungan dengan digelar pertunjukan Reog secara bersama-sama se Indonesia,” terangnya.
Masih menurut Judha bahwa perjuangan untuk mewujudkan mimpi besar ini sangat panjang dan tidaklah mudah. Selain itu tidaklah lupa kita harus banyak berdoa mengingat pada rentang bulan Desember 2023 s/d Juni 2024 ini masih dalam proses Nomination files evaluated by the evaluation body atau masih dievaluasi oleh UNESCO dan apabila masih terdapat kukurangan bisa dicukupi serta disempurnakan dossiernya,
“Mudah-mudahan kita bisa lolos tanpa ada kekurangan apapun,” pungkasnya.
Ditetapkannya Reog Ponorogo sebagai ICH UNESCO nantinya, bisa menjadi spirit seniman dan semua elemen untuk lebih bersemangat dalam melestarikan, mengembangkan dan mentransmisikan agar tidak terancam punah.
Editor : Putra