PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Usai viral yang memperlihatkan salah seorang warga yang sakit harus dipikul demi mendapatkan perawatan, karena terkendala akses jalan yang minim, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Para siswa di Dusun Wonopuro, juga harus berjalan kaki demi bisa bersekolah.
Sedikitnya 12 pelajar yang ada di dukuh terpencil masuk Desa Sidowayah, Kecamatan Jambon, Ponorogo, setiap hari harus menempuh perjalanan sejauh 2 km untuk menuju ke sekolah di SDN 5 Krebet, dengan berjalan kaki.
Ironinya, jalan yang ditempuh pun tidak lah mudah. Mereka harus menyusuri jalan bebatuan serta hutan, sehingga membuat para siswa sering merasa lelah ketika pulang sekolah.
“Seringnya jalan kaki, sekitar satu jam. Berangkat dari rumah jam 06.00 pagi, sampai sekolah jam 07.00 WIB,” kata Nurul Susanti, salah satu siswa.
Lanjutnya, Nurul menambahkan bahwa selain jalan yang serba terbatas, jika cuaca sedang hujan, ia dan teman-temannya kadang tidak berangkat ke sekolah.
“Kalau pas hujan, kadang tidak masuk sekolah, karena jalannya susah,” tambahnya.
Bukannya tanpa alasan, mereka yang tinggal di Dusun Wonopuro ini terpaksa berjalan kaki karena tempat tinggal memang terisolasi terpencil, dengan akses jalan minim, meski ditempuh dengan kendaraan roda dua juga bisa, namun harus ekstra hati-hati, karena jalan yang sangat terjal dan dikelilingi jurang.
Kondisi yang serba terbatas, membuat pihak sekolah juga mentolerir pada anak-anak dari Dusun Wonopuro.
“Di SD ini ada sekitar 10 anak laki-laki dan perempuan yang dari Dusun Wonopuro. Mereka memang biasa jalan kaki ketika ke sekolah, melewati hutan belantara pegunungan yang memang nggak ada akses lain, meski kadang juga diantar oleh orang tuanya,” pungkas Agus Budi, guru SDN 5 Krebet.
Editor : Putra