"Banyak ibu-ibu, wanita, orang tua dan anak anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion. Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet," jelas Rezki.
Rezki mengungkapkan di dalam stadion para suporter sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah. Sedangkan untuk keluar stadion pun tidak bisa sebab pintu keluar yang penuh sesak.
Di luar stadion banyak suporter yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata.
"Dan sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan Suporter terhadap aparat yang dianggap mengurung kita di dalam Stadion dengan puluhan gas air mata," jelas Rezki.
"Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali di luar stadion. Lebih tepatnya di sekitar tribun 2 Kanjuruhan," ujarnya.
Dia menuliskan, kondisi luar stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita, suporter yang berlumuran darah dan mobil hancur. "Kata-kata makian dan amarah. Batu batako, besi dan bambu berterbangan," tulis Rezki.
"Dan selama saya jadi suporter Arema, saya dikenalkan Arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini. Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang suporter. Saya masih belum percaya menyaksikan saudara-saudara saya dengan kondisi seperti ini," tulis Rezki.
Dia akhir postingan dia mengatakan tanpa mengurangi rasa hormatnya, Rezki mencoba menjelaskan kronologi yang dialami secara pribadi.
"Saya sangat terpukul dengan adanya insiden ini. Dan semoga kejadian ini adalah yang terakhir di semua cabang olahraga dan hiburan, khususnya di sepak bola," ujarnya.
artikel ini telah tayang di iNews.id dengan judul: https://jateng.inews.id/berita/kronologi-kerusuhan-sepak-bola-di-stadion-kanjuruhan-malang-versi-suporter/3
Editor : Putra
Artikel Terkait