Produknya laris manis lantaran pesaingnya yang merupakan perusahaan multinational seperti Hindustan Unilever menjual produk jauh lebih mahal. Adapun produknya yang memiliki kualitas yan tak kalah bagus hanya dijual seharga 3 rupee per kilogram (kg) atau sepertiga harga merek detergen terkenal.
Pada tahun ketiga, Patel memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai seorang ahli kimia dan berfokus pada bisnis yang dibangunnya. Dia membuka toko kecil di Ahmedabad di negara bagian Gujarat.
Patel memberi nama produknya dengan merek Nirma, putrinya yang meninggal dunia karena kecelakaan mobil. Pada 1980, detergen Nirma menjadi salah satu produk rumah tangga paling populer di banyak bagian negara India.
Nirma sukses merebut pangsa pasar dengan menawarkan bauran pemasaran berbasis nilai 4P, yakni product, price, place, dan promotion.Kepopuleran produknya semakin melejit, bahkan penjualan tahunan Nirma pada 2004 menyentuh 800.000 ton.
Nirma mejadi salah satu produsen abu soda terbesar di dunia. Pada 2017, pendapatan bersih perusahaan tercatat sebesar 67 miliar dolar AS.
Selain berbisnis detergen, Patel memutuskan untuk membeli saham perusahaan semen asal Prancis yang beroperasi di India senilai 1,6 miliar dolar AS. Dia juga merambah dunia pendidikan dengan mendirikan Institut Teknologi Nirma pada 1995, disusul dengan mendirikan Universitas Sains dan Teknologi Nirma 8 tahun setelahnya.
Berkat semua usahanya, pengusaha 78 tahun ini berada di peringkat 70 orang terkaya di India versi Forbes 2022. Kekayaannya saat ini sebesar 2,9 miliar dolar AS atau setara Rp45 triliun.
artikel ini telah tayang di iNews.id dengan judul: https://www.inews.id/finance/bisnis/kisah-karsanbhai-patel-jadi-konglomerat-berharta-rp45-triliun-dari-jualan-detergen/2
Editor : Putra
Artikel Terkait