Disamping itu, memang ada stigma bahwa jathil lanang identik dengan gemblak. Padahal itu dua hal yang berbeda. Kalau gemblak adalah pemuda yang diasuh oleh seorang warok. Tuganya ya melayani warok atau bisa dikatakan orang tua asuh. Jadi tidak seperti apa yang digambarkan oleh sebagian orang, bahwa gemblak berkaitan dengan homoseksual.
"Ada stigma tentang jathil lanang yang sama dengan gemblak. Padahal itu berbeda karena jathil lanang adalah penari, dalam setiap pertunjukan reog," terangnya.
Diharapkan dengan munculnya jathil lanang, masyarakat lebih tahu penari jathil dan apa itu gemblak. Selain itu stigma tentang gemblak sebagai penyimpangan seksual bisa dirubah.
"Gemblak itu selain memiliki wajah rupawan, juga diambil dari mereka yang tidak mampu. Artinya secara tidak langsung harkat martabatnya diangkat. Selain itu memang ada beberapa gemblak juga bisa menari jathil," jelasnya.
Pada intinya adalah, tidak semua gemblak adalah jathil, dan tidak semua jathil adalah gemblak.
“Terpenting adalah bukan masalah benar atau salah penari jathil perempuan atau laki-laki, namun bagaimana kita untuk tetap meneruskan dan melestarikan budaya dan kesenian peninggalan nenek moyang,” pungkasnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait