PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Kemarau berkepanjangan yang terjadi saat ini membuat BPBD Ponorogo terus memberikan bantuan air bersih di sejumlah titik rawan krisis air bersih, salah satunya yang ada di Dusun sukun Desa Sidoarjo, Kecamatan Pulung, Ponorogo.
Dari data BPBD Ponorogo saat ini sudah terdapat tiga kecamatan yang sudah mengajukan dropping air bersih, yakni Kecamatan Pulung, Slahung dan Kecamatan Balong.
“Setiap distribusi air bersih truk tangki kami membawa 6.000 liter air,” Kata Masun, Kalaksa BPBD Ponorogo.
Lanjutnya, Masun menambahkan bahwa diprediksi jika kemarau terus terjadi hingga bulan Oktober mendatang, maka sedikitnya ada 40 dusun yang tersebar di 18 kecamatan terancam krisis air bersih.
“Potensi bertambah masih ada karena peta rawan kita itu ada sekitar 41 titik, tadi tapi tidak semua 41 titik itu tahun ini menjadi rawan contohnya di Suren tahun 2019 kekeringan, tahun ini sudah teratasi, sehingga tidak masuk di dalam peta rawan. Jadi kita ada sekitar 40 titik yang rawan,” terangnya.
Kemudian untuk Dusun Sukun, dropping mulai dilakukan karena sejak bulan juni lalu, 41 warga atau sekitar 17 kepala keluarga sudah mengalami krisis air bersih. Sumur resapan yang ada di tepi sungai kini sudah mengering. Akibatnya warga di dusun tersebut terpaksa membeli air isi ulang seharga Rp7 ribu untuk satu galonnya, yang digunakan untuk kebutuhan minum dan memasak.
Sementara untuk kebutuhan mandi dan mencuci, warga harus menempuh jarak sekitar dari 3 km untuk mencari sumber mata air.
“Kita mengalami krisis air bersih sejak sekitar bulan 6 akhir itu sudah mulai kekurangan air bersih karena di sumur sudah mulai mengering. Selama ini kita hanya mengandalkan air dari aliran sungai saja,” pungkas Nurhadi Wibowo Ketua RT.
Selain melakukan dropping air bersih menggunakan dua truk tangki. BPBD Ponorogo rencananya juga akan melakukan kajian demi mengantisipasi terjadinya krisis air bersih di musim kemarau panjang seperti saat ini.
Editor : Putra
Artikel Terkait
