MALANG, iNews.id - Video aksi kekerasan yang dilakukan oleh seorang oknum guru terhadap siswanya viral di media sosial X atau Twitter. Video berdurasi 30 detik tersebut pertama kali diunggah oleh akun X, @Heraloebss, pada 3 Agustus 2024.
Dalam video tersebut, terlihat seorang guru yang mengenakan peci melakukan kekerasan terhadap seorang siswa berseragam batik. Kejadian tersebut diketahui terjadi di SMKN 12 Kota Malang, Jawa Timur.
Video tersebut disertai caption "Telah terjadi kekerasan Guru terhadap Siswa di SMKN 12 Malang. Kronologi kejadiannya karena terlambat memasuki jam pelajaran, siswa dipiting dan dicekik," tulis keterangan, Minggu (4/8/2024).
Menanggapi video viral tersebut, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMKN 12 Kota Malang, Yusuf Hidayat, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, insiden itu terjadi saat pelajaran agama Islam pada Rabu (31/7/2024) setelah istirahat jam kedua.
"Kronologinya siswa yang bersangkutan terlambat masuk jam pembelajaran agama, karena sudah ada kesepakatan kelas bahwa yang terlambat masuk harus berdiri selama beberapa menit, entah 15 menit," ucap Yusuf Hidayat, ditemui di sekolah pada Senin (5/8/2024).
Saat berdiri di belakang guru dan menjalani hukuman tersebut, siswa berinisial R bercanda di hadapan teman-temannya. Hal ini membuat R diingatkan oleh teman sekelasnya.
"Disuruh berdiri tujuannya bercanda, maksudnya dia berdiri di belakang gurunya dan teman-temannya bilang ngece - ngece di belakang itu pak," tuturnya.
Kemudian sang guru menanyakan keberadaan ponsel milik murid tersebut. Awalnya murid itu mengaku ponselnya tertinggal di ruangan berbeda, tetapi ternyata ponsel tersebut ditemukan di kantong saku siswanya. Guru yang tersulut emosi menyebut muridnya berbohong, hingga terjadi tindakan di luar kendali.
"Dikatakan (gurunya itu) ulya yang punya tanggung jawab untuk kamu sudah, terbiasa bohong, seperti ini bagaimana orang tuamu kemarin dijelaskan di mediasi," katanya.
Guru tersebut kemudian mencekik dan menjepit kepala siswa berinisial R (17). Kejadian ini diduga terekam oleh kamera ponsel yang dibawa salah satu siswa di kelas XI Teknik Kendaraan Ringan (TKR).
"Esensinya sebenarnya adalah guyon. Cuma kemarin itu terlalu berlebihan, dan sebenarnya tidak terjadi seperti itu, cuma hanya istilahnya seolah-olah, tapi tidak akan membekas dalam hal fisik," tukasnya.
Editor : Sazili Mustofa