JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Seorang pramugari menjadi korban penyerangan di sebuah kamar hotel di London, Inggris, yang menjadi viral. Maskapai Air India mengungkapkan di X bahwa kru mereka menerima perlakuan yang sangat tidak menyenangkan.
Detail mengenai penyerangan yang terjadi sekitar pukul 01.30 itu belum diketahui secara pasti. Maskapai tersebut juga meminta agar privasi staf mereka dijaga dengan baik. Mereka menegaskan akan mengambil langkah hukum terkait insiden ini.
"Kami sangat prihatin dengan insiden penyusupan ilegal di sebuah hotel yang dikelola oleh jaringan hotel internasional besar, yang memengaruhi salah satu staf kami," tulis Air India dalam pernyataan mereka.
"Di Air India, kami sama prihatinnya dengan Anda semua atas insiden ini. Kami memberikan semua dukungan yang diperlukan kepada pekerja kami dan tim yang lebih luas, termasuk konseling profesional. Air India juga bekerja sama dengan kepolisian setempat dan akan menangani masalah ini hingga tuntas sesuai hukum yang berlaku," tambahnya.
Menurut laporan NDTV, penyerangan itu terjadi di sebuah hotel dekat Bandara Heathrow (LHR). Tersangka diduga berasal dari Nigeria dan telah ditangkap oleh pihak berwenang. Motif penyerangan tersebut belum diketahui, dan cedera yang dialami pramugari tersebut juga tidak serius.
Air India telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan staf mereka dengan memindahkan mereka ke hotel lain. Maskapai tersebut juga sedang meninjau akomodasi hotel untuk anggota kru mereka berdasarkan masukan yang diterima.
"Kami telah menghubungi manajemen hotel saat ini untuk memastikan keamanan rekan kerja yang menginap di sana," ujar pihak maskapai.
"Kami telah diberi jaminan bahwa tidak akan ada kompromi terhadap keselamatan dan keamanan hingga rekan kerja kami dipindahkan ke hotel lain," lanjut pernyataan Air India.
Pihak Air India belum mengonfirmasi apakah pramugari tersebut mengalami serangan fisik atau seksual. Namun, mereka menyebut insiden tersebut sebagai 'penyusupan'. Identitas korban dan pelaku juga belum diungkap.
"Kami meminta agar privasi mereka yang terlibat dihormati. Kami juga mengimbau semua pihak untuk menahan diri dari spekulasi di media sosial," tutupnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait
