“Pada awal saya beternak ulat jerman saya belum mengetahui bagaimana tata cara pemeliharaannya dan kemana menjualnya namun seiring berjalannya waktu saya banyak belajar dari kakak tingkat, peternak yang ada di daerah Majalaya selain itu saya juga mendapatkan ilmu dari YouTube,” kata Eri.
Seiring berjalannya waktu, budi daya yang digeluti Eri berkembang pesat. Sampai saat ini, Eri mampu panen setiap 15 hari sekali. Dalam sekali panen bisa menghasilkan 5 sampai 20 kilogram ulat jerman dengan harga antara Rp40.000-Rp80.000 per kilogram.
"Mudah-mudahan dapat mendorong kaum muda atau kaum milenial untuk berternak ulat jerman karena banyak manfaatnya dan keuntungan lumayan besar. Pemeliharan ulat jerman tersebut tidak terlalu sulit dan dapat dipanen sebulan 2 kali,” ujarnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait