“Namun ketika lawan merebut bola dan mengerahkan permainan untuk berbalik dan mengontrol, Indonesia jelas memperlihatkan citra buruk dalam cara bermain. Situasi agresif, bahkan kekerasan, tidak diperlukan dalam turnamen remaja,” sambung pria yang kini melatih Klub Bangladesh, Muktijoddha Sangsad KC.
Mantan pelatih Persipura Jayapura dan PSM Makassar itu menilai Indonesia seharusnya bisa bermain lebih elegan. Dengan fisik yang diunggulkan, Garuda Nusantara seharusnya bisa menunjukkan permainan sepak bola indah.
“Indonesia sepertinya sudah melupakan hal ini, mereka berinvestasi dan mempersiapkan diri dengan baik, sehingga mereka seharusnya tampil meyakinkan dengan penampilan sepak bola yang indah, bukan kebiasaan lama seperti yang masih kita lihat di level timnas,” ujarnya.
“Kekuatan Indonesia selain fisik dan kecepatan sebenarnya tidak banyak dalam cara bermain. Mereka masih bergantung pada individu, biasanya di sini adalah Ronaldo Kwateh,” sambungnya.
Raja Isa menyarankan Indonesia segera berbenah jika ingin jadi yang terbaik Piala AFF U-19. Sebab menurutnya permainan seperti lawan Vietnam tak akan bisa membuat Garuda Nusantara juara.
“Mereka telah menyebabkan kesulitan tertentu bagi Vietnam dan tentunya lawan lainnya juga harus waspada. Tapi mengingat jalan yang panjang dan masih menunjukkan gaya permainan seperti itu, saya pikir Indonesia juga sulit untuk mencapai tujuan tertinggi," tandasnya.
Editor : Putra