Selama ini anak murid-murid SMPN 14 Mataram mengeluhkan kondisi sekolahnya. Sebanyak 860 siswa belajar di 18 ruang kelas. Setiap kelas diisi 33 anak. Sementara sisanya belajar di emper sskolah atau ruang sementara. Sejatinya, mereka belajar di 24 kelas. Namun, enam kelas dipinjam oleh SDN Model sejak 2016.
Kondisi itu juga diduga sebagai salah satu pemicu aksi anarkistis siswa SMPN 14 Mataram. Terlebih, ada papan pembatas antara SDN Model dan SMP 14.
Lina mengaku kewalahan membendung aksi anarkistis siswanya. Apalagi jumlah gurunya yang mencapai 50 orang sebagian beraktivitas di luar sekolah tidak bisa menghalangi siswa.
Terkait itu, Lina Yeti Budiasih akan berupaya maksimal mengontrol anak muridnya agar tidak lagi melakukan kerusuhan di lingkungan sekolah.
Editor : Putra