SAN DIEGO, iNews.id - Kematian seorang calon pasukan elite Navy SEAL, bernama Kyle Mullen, mengungkap fakta baru. Korban diketahui overdosis Viagra demi melewati latihan kualifikasi pasukan khusus Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) itu, yang terkenal brutal.
New York Times melaporkan, Kyle Mullen yang tewas pada 4 Februari lalu sebelumnya batuk darah selama berhari-hari. Namun, kematiannya secara resmi terdaftar karena pneumonia.
Mullen yang bergabung dengan AL AS pada Maret 2021 batuk darah selama berhari-hari sebelum tewas, setelah melewati fase latihan Hell Week untuk lolos menjadi prajurit Navy SEAL. Dia meninggal dalam usia 24 tahun di Rumah Sakit Daerah San Diego. Saat itu juga, satu calon anggota lainnya dirawat di rumah sakit.
Latihan yang harus dilalui para kandidat Navy SEAL sangat sulit dan brutal. Pelatihan ekstrem yang dikenal sebagai Hell Week atau Pekan Neraka ini dilakukan di awal fase pendidikan. Pelatihan melibatkan aktivitas fisik, kondisi perairan yang dingin dan hawa lembap selama sekitar sepekan. Para calon anggota pasukan khusus juga dipastikan kurang tidur selama latihan.
Latihan Basic Underwater Demolition/SEAL, atau disingkat BUD/S, juga terkenal karena tingkat kegagalannya jadi salah satu yang tertinggi di militer AS. Dengan cobaan mental dan fisik yang melelahkan, hanya pendaftar yang paling tangguh dapat menanggung latihan ini.
Menurut laporan Insider, hanya 15-30 persen dari rekrutan yang memulai program akan mampu menyelesaikannya. Beberapa calon prajurit terpaksa mengonsumsi obat-obatan agar bisa melewatinya, termasuk Viagra tanpa label.
Kematian Kyke Mullen membuat program latihan ini menimbulkan kontroversi. Dikutip dari laporan New York Times awal pekan ini, penemuan menunjukkan bahwa para calon pasukan khusus ini menggunakan obat peningkat kinerja untuk menghadapi tantangan pelatihan SEAL seperti Viagra.
Selama berenang di perairan dingin, peserta pelatihan SEAL berpotensi terkena edema paru atau swimming induced pulmonary edema (SIPE). Edema paru adalah suatu kondisi yang ditandai dengan gejala sulit bernapas akibat terjadinya penumpukan cairan di dalam kantong paru-paru.
Gejala yang umum dialami penderita, batuk mengeluarkan cairan berdarah. Salah satu pengobatan potensial untuk SIPE adalah sildenafil, lebih dikenal sebagai Viagra, yang biasanya digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi.
Ibu Mullen, Regina mengatakan kepada New York Times, putranya telah menggunakan Viagra yang bertentangan dengan peraturan Angkatan Laut. Dia nekat menggunakannya atas saran rekan-rekan rekrutannya untuk mengobati gejala SIPE yang dialaminya dan tetap mengikuti program latihan Navy SEAL.
Hasilnya, dia cukup pulih untuk terus berlatih, tetapi kondisinya memburuk saat program berlangsung. Mullen mulai tertinggal, pingsan dan membutuhkan oksigen dari petugas medis. Meski begitu, dia memaksakan untuk terus menjalani pelatihan hingga berakhirnya Hell Week.
"Dia mengatakan itu akan membantunya, membantu mereka, pulih lebih cepat dan membuat mereka melalui Hell Week. Itu satu-satunya cara yang mungkin untuk melewatinya," kata Regina Mullen.
Mullen menyelesaikan pemeriksaan medis. Tetapi setelah staf medis pergi, dia batuk mengeluarkan cairan berdarah yang cukup untuk mengisi botol minuman seperti Gatorade. Beberapa jam kemudian, anggota baru menelepon 911 untuk keadaan darurat medis dan petugas medis tiba. Petugas medis menemukan Mullen tidak responsif dan sudah tanpa denyut nadi.
Setelah itu, AL AS menemukan jarum suntik dan obat peningkat kinerja di mobil Mullen. The New York Times melaporkan, penyelidikan selanjutnya mengidentifikasi 40 orang dari 210 orang calon anggota SEAL kelas Mullen yang dites, positif atau mengaku menggunakan zat terlarang.
Kematian Mullen disebut tidak terkait langsung dengan obat-obatan. Namun, kematiannya mendorong lebih banyak pengawasan dan penyesuaian pada program BUD/S, menghilangkan beberapa elemen yang lebih keras atau dianggap brutal.
Dr Matthew Fedoruk, kepala petugas sains dari Badan Anti-Doping Amerika Serikat kepada New York Times mengatakan, seiring waktu, obat-obatan tersebut dapat menambah tekanan pada organ vital pelaut, termasuk jantung dan hati mereka.
Penggunaan Viagra juga berdampak pada calon anggota Navy SEAL lainnya yang bebas narkoba sejak awal karena dapat mempersulit mereka untuk bersaing. Selain itu, penggunaan obat kuat ini meningkatkan taruhan lebih tinggi bagi semua peserta pelatihan untuk melewati lebih banyak kelelahan dan cedera.
"Itu membuat lebih sulit bagi orang-orang yang melakukan hal yang benar untuk bersinar," katanya.
Editor : Putra