BANGKOK, iNews.id - Sebuah kejadian penembakan oleh seorang tentara Thailand kepada dua rekan hingga tewas dan melukai satu lainnya di fasilitas militer Bangkok, Rabu (14/9/2022).
Sersan Mayor Yongyuth Mungkornkim, seorang pegawai di Royal Thai Army War College, menembak tiga tentara lain sekitar pukul 08.45 waktu setempat.
Korban tewas yakni Sersan Mayor Nopparat Inthasunthorn dan Sersan Mayor Prakarn Sinsong. Sementara itu prajurit ketiga, Sersan Mayor Yongyuth Panyanuwat, dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.
Polisi dan pejabat militer setempat mengatakan, pria berusia 59 tahun itu awalnya mencoba melarikan diri dari tempat kejadian. Namun kemudian, dia menyerahkan diri sekitar pukul 10 pagi.
“Tentara ingin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga tentara yang meninggal dan yang terluka. Insiden ini merupakan kerugian bagi keluarga dan organisasi. Itu adalah sesuatu yang tidak diharapkan terjadi," kata wakil juru bicara kepolisian nasional Kissana Phathanacharoen, Kolonel Senior Sirichan Nga-thong dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan, penyebab dan motivasi insiden itu sedang diselidiki. Dalam laporan awal menunjukkan senjata yang digunakan adalah pistol 9mm.
Setelah penembakan itu, petugas polisi dan tentara menjaga gerbang fasilitas yang merupakan bagian dari kompleks besar bangunan militer di utara ibu kota.
Menurut Bangkok Post, Thailand memiliki tingkat kepemilikan senjata yang tinggi namun insiden penembakan massal sangat jarang terjadi. Namun dalam satu tahun terakhir, setidaknya ada dua kasus penembakan pembunuhan oleh tentara
Pada 2020, dalam salah satu insiden paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir, seorang tentara menembak mati 29 orang. Dia mengamuk selama 17 jam dan melukai lebih banyak lagi. Dia pun ditembak mati oleh pasukan komando.
Penembakan massal itu, yang mengejutkan Thailand, terkait dengan sengketa utang antara pria bersenjata Sersan-Mayor Jakrapanth Thomma dan seorang perwira senior. Petinggi militer menggambarkan si pembunuh sebagai tentara nakal.
Militer memiliki pengaruh kuat dalam banyak aspek kehidupan di Thailand. Mulai dari politik hingga bisnis.
Militer telah berkali-kali melakukan intervensi untuk merebut kekuasaan selama beberapa dekade. Intervensi terakhir terjadi pada 2014.
Editor : Putra