Deretan Maskapai Penerbangan Dengan Pramugari Berpakaian Seksi

JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Maskapai Penerbangan ternyata ada yang mengharuskan seragam pramugari paling seksi. Bosan dengan dalam penerbangan, mereka bisa sedikit cuci mata melihat pesona awak kabin.

Pramugari pada umumnya adalah wanita-wanita yang sudah lulus seleksi bekerja melayani penerbangan. Mereka dituntut tampil menarik dan ramah dengan penumpang. Aura kecantikan pramugari makin terpancar dengan seragamnya.

Baca Juga

Deretan Tiket Pesawat Termahal di Dunia, Ada yang Rp1 Miliar

Baca juag: 10 Seragam Pramugari Paling Unik di Dunia, Dress Tradisional hingga Tanktop Seksi!

Seragam pramugari beda-beda tergantung maskapai tempatnya bekerja. Lalu maskapai mana yang punya pramugari dengan seragam paling seksi?

Berikut ulasannya dirangkum dari beberapa sumber :

Baca Juga

Deretan Maskapai Penerbangan Punya Pramugari Pakaian Seksi, Ada yang Bikini

1. Cathay Pacific

Cathay Pacific dianggap sebagai salah satu maskapai penerbangan terbaik di Asia karena layanannya sangat baik dan meraih banyak penghargaan. Maskapai asal Hong Kong ini memiliki pramugari seksi. Alih-alih mempekerjakan model profesional, Cathay memilih untuk memamerkan pramugari mereka di atas catwalk.

Pada 2014, pramugari Cathay Pacific pernah mengeluh seragam mereka terlalu terbuka. Mereka mengatakan blusnya terlalu pendek dan roknya terlalu ketat, membuat mereka menjadi sasaran banyak perhatian yang tidak diinginkan.

Baca Juga

Viral, Pilot Ancam Tak Akan Terbangkan Pesawat gegara Penumpang Bagikan Foto Telanjang

Tapi, pada 2018, Cathay Pacific mengizinkan awak kabin wanita untuk mengenakan celana.

2. Etihad Airways

British Airways bukan satu-satunya maskapai yang memiliki aturan tanpa celana untuk pramugari. Etihad Airways juga hanya mengizinkan pramugarinya mengenakan rok saat bertugas di udara agar lebih feminim.

3. Skymark Airlines

Maskapai yang berbasis di Tokyo itu pernah bikin gempar ketika meluncurkan rok mini minim sebagai seragam resmi pramugari selama uji coba enam bulan pada 2014.

Federasi Pramugari Kabin Jepang mengkritik kebijakan itu karena pramugari yang mengenakannya bisa mengalami pelecehan.

Editor : Dinar Putra