JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Sebuah penelitian terbaru tentang penyakit demam berdarah cukup mengejutkan. Dimana nyamuk demam berdarah kini semakin kuat dan kebal.
Hal ini diungkapkan melalui hasil penelitian dari Institute of Infectious Disease di Jepang.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel nyamuk Aedes aegypti di beberapa negara yakni Vietnam, Indonesia, Ghana, Taiwan, dan Kamboja.
Dari penelitian tersebut disebtukan nyamuk-nyamuk Aedes aegypti yang ada di wilayah Vietnam dan Kamboja memiliki kekebalan yang luar biasa terhadap insektisida. Jadi penanganan nyamuk Aedes aegypti yang menggunakan obat nyamuk dan sejenisnya sulit untuk diandalkan.
Hal itu terjadi karena nyamuk-nyamuk Aedes aegypti di wilayah Vietnam dan Kamboja telah mengalami mutasi Voltage Gated Sodium Channel (VGSC).
"Di Kamboja, ada dua endemik dengue utama pada tahun 2007 dan 2012 dengan masing-masing 39.618 dan 42.362 kasus yang dilaporkan. Hampir 600 kematian juga dicatat dalam tahun-tahun itu," tulis laporan tersebut.
Dalam laporan itu disebutkan penanganan nyamuk demam berdarah dari tahun 1981 hingga 1987 di Kamboja dilakukan melalui perawatan permetrin dan deltametrin dengan pengasapan termal dan penyemprotan dengan volume sangat rendah. Sayangnya penggunaan metode yang ekstensif itu membuat nyamuk tersebut beradaptasi.
Sampel nyamuk yang dikumpulkan di dalam dan sekitar kota Phnom Penh memperlihatkan tingkat resistensi yang sangat tinggi terhadap beberapa piretroid.
Tingkat kematian populasi Aedes aegypti terhadap permetrin dan deltametrin di Phnom Penh masing-masing adalah 0 persen dan kurang dari 10 persen.
Peneliti utama dari National Institute of Infectious Diesease, Shinji Kasai, mengatakan molekul piretroid berikatan dengan saluran natrium tegangan-gerbang.
Penyemprotan piretroid menghasilkan masuknya ion natrium yang "tak terhentikan" ke dalam sel serangga dan menciptakan aktivasi sel yang "tidak normal".
Editor : Dinar Putra