get app
inews
Aa Read Next : PLN UP3 Ponorogo Sosialisasikan Manfaat dan Bahaya Listrik ke Siswa SD

Deretan Guru Pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, Pernah Bersama KH Hasyim Asy’ari

Sabtu, 25 Maret 2023 | 11:39 WIB
header img
Deretan guru KH Ahmad Dahlan foto: istimewa

JAKARTA, iNewsPonorogo.id – Seorang ulama besar dan menjadi pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan, pastinya mempunyai banyak guru yang luar biasa, sehingga mempu mempengaruhi intelektual serta pola berpikirnya tentang Islam dan keumatan.

Dikutip dari situs Muhammadiyah, dalam rekam hidupnya, Kiai Ahmad Dahlan sendiri dikenal sebagai seorang guru sejati. Hal ini dapat dilihat dari kisahnya mengajarkan Surat Al-Ma’un, aktivitasnya di Budi Utomo agar bisa menjadi guru di sekolah milik pemerintah, hingga langkah konkritnya mendirikan Muhammadiyah.

Perhatiannya terhadap profesi guru juga dikuatkan lewat pesannya yang berbunyi, “Jadilah guru, kembalilah kepada Muhammadiyah.” Tak heran, kader-kader utama Persyarikatan banyak yang mengabdi sebagai seorang guru. Sebut saja Ir. Soekarno, Ir. Djuanda, Otto Iskandar Dinata, Kiai Mas Mansur, dan lain sebagainya.

Pemahaman Kiai Dahlan dan komitmennya terhadap fungsi strategis pendidikan dan profesi guru tentu juga berasal dari pengaruh guru-guru yang mendidiknya. Sedikitnya ada 20 nama yang tercatat. Sedangkan yang tidak tercatat pastinya lebih banyak lagi.

Guru-Guru KH. Ahmad Dahlan

Guru paling awal Kiai Ahmad Dahlan adalah ayahnya sendiri, Kiai Abu Bakr, seorang ulama dan pemuka agama di Keraton Yogyakarta.

Selanjutnya di dalam K.H. Ahmad Dahlan: sang pencerah, pendidik, dan pendiri Muhammadiyah (2010), ada 15 nama yang menjadi gurunya yakni ayahnya, Kiai Abu Bakr, kakak iparnya yaitu Kiai Muhammad Soleh, termasuk kepada Kiai Faqih Gresik.

Selain itu Ahmad Dahlan belajar fikih kepada Kiai Muchsin, ilmu nahwu kepada Kiai Abdul Hamid, ilmu falaq kepada Kiai Raden Dahlan, ilmu fikih dan hadis kepada Kiai Mahfud, ilmu hadis kepada Syekh Khayyat, Sayyid Baabusijjil dan Mufti Syafi’i, ilmu qira’atul quran kepada Syekh Amin dan Sayyid Bakri Syata’, ilmu pengobatan Islam kepada Syekh Hasan, serta ilmu qiraah dan falak kepada Kiai Asy’ari Baceyan dan Syekh Misri Makkah.

Berguru Pada Kiai Soleh Darat

Bersama Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Ahmad Dahlan juga pernah berguru dengan ulama besar asal Semarang, Kiai Soleh Darat.

Kemudian jika disebutkan bahwa Kiai Ahmad Dahlan juga berguru pada Kiai Kholil Bangkalan tidak terverifikasi.

Setelah berhaji ke Makkah pada tahun 1903, di tanah Hidjaz Kiai Ahmad Dahlan kembali menimba ilmu dari ulama besar asal Nusantara, yakni Syekh Ahmad Khatib, Kiai Nawawi Al-Bantani, Kiai Mas Abdullah Surabaya, dan Kiai Maskumambang.

Lalu disaat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib, Kiai Ahmad Dahlan kembali satu majelis dengan Kiai Hasyim Asy’ari, demikian tulis M. Nasruddin Anshoriy dalam Matahari Pembaruan Rekam Jejak K.H. Ahmad Dahlan (2010).

Kemudian atas bantuan Haji Baqir, Kiai Ahmad Dahlan berhasil bertemu, lantas selama dua tahun berguru dengan murid dari Muhammad Abduh, yakni Muhammad Rashid Ridha.

Demikian catat Ahmad Faizin Karimi dalam Pemikiran dan Perilaku Politik Kiai Haji Ahmad Dahlan (2012).


Kitab yang Dipelajari Kiai Ahmad Dahlan

Terkait ilmu-ilmu Keislaman yang dipelajari Kiai Ahmad Dahlan, periwayatan dari murid termudanya, Raden Hadjid merupakan sumber informasi penting. Selama mengikuti Kiai Ahmad Dahlan, Raden Hadjid menyaksikan banyak kitab yang dipelajari oleh gurunya tersebut.

Catatan Raden Hadjid dikumpulkan dalam dua bukunya yang kemudian disatukan dengan judul Pelajaran KH A Dahlan: 7 Falsafah Ajaran dan 17 Kelompok Ayat al-Qur’an.

“Selama mengikuti beliau saya sering melihat kitab yang jadi rujukan seperti Kitabu Tauhid Muhammad Abduh, Tafsir Juz Amma Muhammad Abduh, Kitab Kanzul Ulum, Dairatul Ma’arif karya Farid Wadji, kitab Fil Bid’ah karya Ibn Taimiyah. Selain itu juga mempelajari kitab At Tawasul wal Wasilah, kitab Idzharul Haq Rahmatullah Al Hindi, dan kitab hadis ulama-ulama Hambali.”

Raden Hadjid juga menyebut bahwa Kiai Ahmad Dahlan rajin memelajari kitab-kitab karya ulama Indonesia dan Makkah. Seperti ilmu akidah dan kitab-kitab aliran Aswaja (Ahlu Sunnah wal Jama’ah), fikih Syafi’I, ilmu tasawuf Imam Ghazali hingga Tafsir Al-Manar Rashid Ridha dan majalah Urwatul Wutsqa Jamaludin Al-Afghani.

 

 

Editor : Dinar Putra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut