JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Baru-baru ini seorang pendonor sperma membuat heboh dan jadi perhatian masyarakat luas. Dimana pria tersebut didakwa karena mendonorkan spermanya hingga memiliki lebih dari 500 anak.
Dikutip dari Mirror, Minggu (2/4/2023), pelaku adalah pria asal Belanda, Jonathan Jacob Meijer (41) Dia diseret ke pengadilan dituduh membohongi ratusan perempuan soal jumlah anaknya.
Pengacara Yayasan Donorkind, Mark de Hek mengatakan Meijer telah melanggar aturan menjadi ayah tidak lebih dari 25 anak. Belanda sendiri telah memperbarui undang-undang pendonor hanya dapat menyumbang sperma.
Laporan menunjukkan kesehatan mental anak-anak donor sperma dapat terpengaruh jika mereka mengetahui memiliki ratusan saudara tiri.
Kasus ini dibawa Yayasan Donorkid ke pengadilan agar Meijer menghentikan menyumbangkan spermanya.
Mereka mendesak agar Meijer berhenti sebagai pendonor sperma. Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Belanda pertama kali memperingatkan donor sperma yang dilakukan Meijer.
Saat itu, dia telah menjadi ayah dari hampir 102 anak di Belanda setelah menyumbangkan spermanya.
Meijer pun telah masuk dalam daftar hitam. Dia pun ditolak sejumlah klinik.
Akan tetapi, hal itu tak membuatnya berhenti menyumbangkan sperma ke luar negeri, dengan menawarkannya melalui situs web dan media sosial.
Eva, salah satu wanita yang melahirkan anak dengan sperma Meijer pada 2018 mengaku kecewa, atas keputusan memilih Meijer.
"Jika saya tahu dia telah menjadi ayah lebih dari 100 anak, maka saya tidak memilihnya," terangnya.
Banyak ibu yang mendesak Meijer berhenti melakukan tindakan tersebut.
"Ke pengadilan adalah satu-satunya pilihan untuk melindungi anak saya." ujar Eva.
Eva dan Yayasan Donorkind ingin menghentikan Meijer mendonorkan spermanya dan mencari tahu di klinik mana saja dia mendonorkannya. Dimana ada tuduhan jika Meijer berbohong kepada ratusan perempuan.
Kemudian Eva ingin semua sperma milik Meijer yang masih ada dan tersimpan dimusnahkan, kecuali jika dikhususkan untuk perempuan yang sudah memiliki salah satu anaknya.
Editor : Dinar Putra