Menurut Junaidi, dalam sehari-harinya korban dan pelaku ini merupakan teman satu kelas di sebuah SD.
"Iya benar korban warga Desa kami. Korban dan pelaku teman satu kelas," ungkap Junaidi.
Meski begitu, belum diketahui secara pasti motif yang melatar belakangi penganiayaan tersebut.
Kronologi penganiayaan itu, menurut Junaidi, bermula daat para pelaku menjemput korban dengan alasan bermain layang-layang bareng.
"Tapi sesampainya di lokasi yakni di belakang sekokah, korban langsung dihajar hingga babak belur," tutur Junaidi.
Meski jumlah pelaku yang menjemout berjumlah 5 orang, tapi hanya 1 orang yang melakukan penganiyaan terhadap korban.
Atas kasus ini, pohak sekolah telah melakukan mediasi antara orang tua korban dan pelaku.
Hasilnya kedua belah pihak sepakat berdamai dan tidak akan membawa kasus ini kepada pihak kepolisian.
Editor : Hikmatul Uyun