Kisah Haryono, Manusia Gua yang Hidup di Tengah Hutan Belantara

KEBUMEN, iNewsPonorogo.id - Zaman telah berubah dengan perkembangan teknologi digital yang semakin canggih, namun ternyata masih ada kisah unik ada dari berbagai sudut Indonesia. Salah satu kisah menarik yaitu manusia gua, Haryono. Dimana ia tinggal didalam gua lebih dari 10 tahun di hutan Desa Sikayu, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Haryono memilih untuk menjalani kehidupan yang sangat berbeda dari mayoritas penduduk desa. Ia tinggal sendirian dalam gua yang menjadi rumahnya.

Baca Juga

Ingin Dapatkan Kesaktian, Kakek Tinggal di Gua Malang Selama 20 Tahun

Kemudian ketika menghuni gua, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Haryono harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer ke pemukiman warga untuk berbelanja. Namun, yang membuatnya semakin unik adalah kemampuannya memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya.

Kisah Haryono menjadi viral setelah diabadikan dalam video di kanal YouTube BG Channel. Dalam video tersebut, pemilik konten menelusuri hutan hingga sampai ke gua tempat Haryono tinggal.

"Sudah 10 tahun (tinggal di dalam gua), sendiri," kata Haryono.

Baca Juga

8 Gua Paling Angker di Pulau Jawa, Nomor 2 Terdengar Derap Kaki Tentara dan Teriakan Misterius

Gua yang dihuni oleh Haryono juga menjadi rumah bagi banyak burung. Haryono berhasil mengubah gua tersebut menjadi tempat tinggal lengkap dengan tempat tidur dan dapur yang sangat tradisional. Dapur Haryono hanya terdiri dari tungku yang dibuat dari material tumpukan batuan gua dan kayu bakar.

Tempat tidurnya, yang terbuat dari bambu dan kayu yang disusun dengan rapi, menciptakan suasana yang nyaman. Bahkan, ia memiliki bagian untuk menggantung pakaian dan handuknya menggunakan bambu yang dibentangkan dengan cermat.

Haryono juga memanfaatkan bagian depan gua sebagai kebunnya sendiri. Di sana, ia menanam berbagai tanaman bumbu dapur yang digunakan untuk memasak.

Menurut Haryono, keputusannya untuk hidup di gua ini didorong oleh keinginan untuk merasakan ketenangan dan kebebasan dari kebisingan perkotaan.

Editor : Dinar Putra