PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Dalam rangka pelestarian budaya Muhammadiyah Babadan sengaja menampilkan seni kucing kucingan. Hal ini berangkat dari rasa keprihatinan tradisi tari khas Ponorogo ini sekarang semakin jarang ditampilkan atau mendapat apresiasi dari masyarakat.
Di Kabupaten Ponorogo, ada sebuah kesenian tradisional yang mirip dengan Reog yaitu kesenian Kucing-Kucingan. Setelah sudah sangat jarang dipertontonkan, membuat warga di Kecamatan Babadan mengadakan pertunjukan kesenian yang sudah ada sejak bertahun-tahun ini.
Kesenian Kucing-Kucingan ini sebenarnya mirip dengan Reog Ponorogo, cuma yang membedakan jika Kucing-Kucingan pemain cuma memakai Barongan atau kepala harimau saja, tanpa adanya dadak merak, seperti Reog. Sedangkan untuk iringan musik juga sama dengan Reog Ponorogo.
Didalam kesenian ini juga ada sosok atau penari Bujang Ganong. Dimana pertunjukan yang ditampilkan berupa kecerdikan yang dilakukan oleh Bujang Ganong yang iseng menggoda barongan yang sedang asyik istirahat. Karena tingkahnya sehingga memaksa barongan akhirnya mengamuk dan mengejarnya.
Pertunjukan kesenian Kucing-Kucingan ini tidak hanya sekedar hiburan bagi masyarakat, namun juga bentuk dari Nguri-Nguri budaya dan kesenian.
“Ini bentuk dari upaya pelestarian kesenian Kucing-Kucingan yang saat ini sudah sangat jarang di mainkan. Kebetulan juga ada gelar budaya Muhammadiyah Babadan,” kata Juwaini Ketua Panitia.
Lanjutnya, Juwaini menambahkan bahwa dengan pertunjukan kesenian Kucing-Kucingan yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah Babadan ini diharapkan warga masyarakat mengetahui dan bisa menikmati kesenian yang terbilang cukup unik ini.
“Ini menjadi bentuk konsisten Muhammadiyah didalam melestarikan budaya. Kegiatan ini juga untuk memberi apresiasi kepada pelaku seni khususnya Reog dan Kucing-Kucinga,” pungkasnya.
Kesenian Kucing-Kucingan memang tidak semua orang bisa memainkan, terlebih pemain harus memakai topeng kepala Barongan yang cukup berat cuma dengan gigi.
Editor : Putra