PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Warga di Dusun Sukun, Desa Sidoarjo, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, setiap hari, rela berjalan kaki menyusuri hutan dan perbukitan guna mendapatkan air. Meski kondisi air yang jauh dari kata layak, namun tidak ada pilihan. Air keruh resapan tersebut digunakan untuk kebutuhan minum hingga memasak.
Sumarni salah satu dari sekitar 17 kepala keluarga atau 41 jiwa, menggunakan air yang berwarna sedikit keruh ini untuk kebutuhan sehari-hari. Mulai memasak dan minum/ karena ketiadaan pilihan.
“Buat minum, buat masak, buat mandi semua dari sini,” katanya.
Menurut Sumarni menambahkan bahwa krisis air bersih yang dialami warga di tempat ini sudah terjadi lebih dari 3 bulan lamanya. Sehingga kini mereka harus mencari air dengan berjalan kaki di sumber air yang sudah mulai mengering.
“Sebenarnya ada yang menjual air isi ulang, namun harganya cukup mahal, dan cuma mendapat sedikit,” terangnya.
Dalam sehari Sumarni dan warga lain bisa datang ke tempat sumur resapan tersebut sebanyak 4 kali demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kadang juga harus mengantri bahkan tidak kebagian air karena banyaknya warga yang mengambil,” pungkasnya.
Krisis air bersih seperti ini sudah terjadi setiap tahunnya. Sementara droping air bersih masih dianggap kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warga cuma berharap ada solusi untuk mengatasi krisis air ini setiap musim kemarau seperti sekarang ini.
Editor : Putra