Dajjal dinamakan demikian karena ia mengubah yang salah seolah-olah menjadi yang baik, dan yang baik diubahnya menjadi yang buruk.
Ad-Dajjal juga diartikan sebagai hiasan pada pedang dan bercak-bintik pada mata pedang, sehingga dikatakan Dajjal adalah mutiara pedang dan air yang mengalir di dalamnya.
Lafal Dajjal telah menjadi tanda bagi dirinya. Jika lafal itu diucapkan, maka ingatan kita langsung akan mengarah kepadanya. Para ulama menjelaskan bahwa al-Quran hanya menyebutkan Isa bin Maryam karena dialah yang akan membunuh Dajjal. Oleh karena itu, dalam al-Quran hanya disebut Masih al-Huda (Nabi Isa) dan tidak disebutkan Masih al-Dhalalah (Dajjal).
Menurut Yusuf al-Wabil, Dajjal adalah sosok yang digambarkan memiliki 'surga' dan 'neraka', sungai-sungai dengan air yang jernih, dan gunung-gunung roti. Alam pun tunduk pada perintahnya; jika ia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka langit akan menurunkannya, dan jika ia memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka bumi akan menumbuhkannya.
Menurut ulama hadis, Dajjal adalah sosok manusia dengan mata yang cacat sebelah, yang Allah telah memberi tahu hamba-hamba-Nya bahwa ia dapat melakukan hal-hal yang tampak seperti kemampuan Tuhan, seperti menghidupkan orang yang sudah mati dan menumbuhkan tanaman di atas bumi dengan perintahnya. Namun, Allah akan melemahkan Dajjal setelah itu, dan ia tidak akan mampu melakukan kemampuan-kemampuan tersebut.
Dajjal mendakwahkan dirinya sebagai Tuhan, dan dalam kegiatannya berdakwah, ia menggunakan kebohongan dan kedustaan untuk menutupi kelemahan dan tanda kekufurannya yang tertulis di antara kedua matanya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta