Lanjutnya, Syah menambahkan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk berpolitik, atau berkeinginan untuk mengikuti konstestasi politik secara langsung.
Meski begitu, Syah juga tidak menampik jika sang istri memang menjadi calon legislatif DPRD Jawa Timur, dari Dapil 9, yaitu meliputi, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Magetan dan Ngawi.
“Apakah baliho tersebut dikaitkan dengan pencalegan istri atau yang lain, ya anak muda harus berani dengan tantangan,” terangnya.
Masih menurut Syah, bahwa pemasangan baliho bergambar dirinya dan istri, namun tidak spesifik bertuliskan caleg, ataupun pilkada, adalah sebagian strategi kampanye.
“Sebagian strategi kami, dalam rangka kampanye, Saya Pasrah ke warga Ponorogo, dan mohon doa restu ,” ungkapnya.
Mungkin sudah banyak yang tahu, jika Syah adalah hidup di Ponorogo, sebelum menjadi Wabup Trenggalek. Bahkan ia adalah lulusan IAIN Ponorogo, pernah menempuh pendidikan di SD Ma’arif.
“Ponorogo bukan asing bagi saya. Jadi tidak bisa ditutup secara itu. Entah itu nanti warga menafsirkan bagaimana,” pungkasnya.
Editor : Putra