get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral Dibidik KPK Terkait Korupsi Sugiri Sancoko, Begini Monumen Reog Ponorogo

Sosok Inspiratif Pendidik di Ponorogo, Sekolah di SMP Terbuka Kini Guru PNS

Selasa, 25 November 2025 | 20:45 WIB
header img
Sosok guru inspiratif di Ponorogo yang punya latar belakang serba terbatas foto: iNewsPonorogo.id/Putra

PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Sosok seorang guru bernama Tarmin, guru Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di SMK Negeri 2 Ponorogo ini, mungkin bisa jadi inspiratif di Hari Guru Nasional yang menempuh jalan panjang untuk meraih cita-cita.

Siapa sangka, Tarmin yang kini berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini pernah menempuh pendidikan dari jalur SMP Terbuka, sebuah sekolah bagi anak atau siswa dengan keterbatasan ekonomi.

Tarmin yang lahir di Slogoretno, Jatipurno, Wonogiri, Jawa Tengah ini ditahun 1995, bersekolah di SMP Terbuka yang berinduk pada SMP Negeri 2 Jatipurno. Sebuah sekolah yang dari kata ideal. Dimana untuk pembelajaran berlangsung dua kali seminggu di sebuah bangunan SD, dengan fasilitas yang sangat terbatas.

“Waktu itu kami belajar mandiri menggunakan modul-modul yang diberikan guru, serta rekaman suara pembelajaran yang diputar lewat tape recorder bantuan dari pemerintah,” kata Tarmin.

Lanjutnya, Tarmin menambahkan bahwa dengan keterbatasan ekonomi membuat dirinya harus membagi waktu. Setiap pagi ia membantu mencari rumput untuk pakan ternak sebelum bersekolah. 

Apa yang dialami tidak jauh beda dengan teman-temannya. Setiap hari berjalan kaki puluhan kilometer, tanpa seragam, tanpa sepatu, dan kebanyakan berasal dari keluarga petani maupun buruh bangunan.

Beban mental siswa SMP Terbuka juga tak kalah berat. Mereka kerap menghadapi stigma sosial dan tekanan ekonomi. Banyak yang akhirnya menyerah di tengah jalan.

“Dari sejumlah siswa yang mendaftar, hanya tersisa puluhan yang bertahan. Banyak yang akhirnya menikah, merantau, atau berhenti begitu saja,” ungkapnya.

Kegigihan dalam belajar, hingga membuat Ia mewakili sekolah di ajang Lomba Motivasi Belajar Mandiri tingkat provinsi (Lomojari).

Atas dorongan banyak orang, membuat Tarmin melanjutkan pendidikan ke SMK, hingga ke perguruan tinggi. Semangat kemandirian yang ditanam sejak SMP Terbuka terbawa hingga bangku kuliah.

Guna membiayai pendidikannya, ia bekerja di jasa pengetikan, rental komputer, hingga servis komputer. Kerja keras tak pernah mengkhianati hasil. 

Lulus sebagai Sarjana Komputer (S.Kom) pada 2008, Tarmin diterima sebagai CPNS setahun berikutnya dan ditempatkan di Ponorogo. Sejak itu, ia mendedikasikan hidupnya sebagai pendidik di SMK Negeri 2 Ponorogo.

“Jangan berkecil hati dengan status sekolah. Keterbatasan fasilitas justru bisa menjadi pemicu untuk membuktikan diri. Masa depan tidak ditentukan dari mana kita bersekolah, tetapi dari seberapa besar tekad kita untuk belajar,” pungkasnya.

Tarmin bisa menjadi bukti bahwa pendidikan yang inklusif dapat melahirkan generasi yang kuat, mandiri, dan berdaya saing selama ada kemauan untuk terus berjuang.

Editor : Putra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut