BANDUNG, iNews.id - Bagi sebagian orang, ulat tentu serangga menggelikan. Tapi tidak demikian bagi Eri Erianto, mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.
Di tangan Eri Erianto, ulat justru bernilai ekonomi tingg. Eri sukses meraup jutaan rupiah alias cuan dari bisnis ulat jerman setiap bulan.
Saat ini sangat sedikit generasi milenial yang melirik untuk melakukan budi daya ulat-ulatan. Padahal, ternak ulat dapat potensial menghasilkan pendapatan yang tinggi karena manfaat yang dihasilkan.
Salah satu budi daya ulat yang menjanjikan adalah budi daya ulat jerman (Zophobas morio) seperti yang dibudidayakan oleh Eri Erianto.
Dikutip dari Kanal Media Unpad, ulat jerman atau yang dikenal dengan sebutan super worm merupakan jenis ulat yang banyak digunakan sebagai pakan reptil, burung, unggas, dan ternak lainnya. Kandungan protein dan zat gizi pada ulat jerman lebih tinggi daripada jenis ulat lainnya.
Selain itu, ulat jerman juga bisa digunakan sebagai tambahan bahan baku produk kecantikan karena kandungan proteinnya yang bagus untuk kulit. Di beberapa negara, ulat ini banyak dijadikan sebagai pengganti protein hewani. Beragam potensi tersebut kemudian dilirik Mahasiswa Fakultas Peternakan Unpad Eri Erianto.
Sejak awal pandemi Covid-19, Eri mulai menggeluti budi daya ulat jerman dengan belajar dari para senior, dosen, dan tenaga laboran di Fapet Unpad. Sampai saat ini, budi daya ulat jerman milik Eri mampu meraih omset hingga jutaan rupiah per bulan.
Dalam rilis Kanal Media Unpad, Eri Erianto mengatakan, awalnya dia mencoba membeli indukan ulat jerman sebanyak 100 ekor dari kakak tingkatnya di Fapet Unpad. Seiring dengan kebutuhan akan tambahan biaya, Eri pun memilih untuk budi daya ulat jerman kecil-kecilan.
“Pada awal saya beternak ulat jerman saya belum mengetahui bagaimana tata cara pemeliharaannya dan kemana menjualnya namun seiring berjalannya waktu saya banyak belajar dari kakak tingkat, peternak yang ada di daerah Majalaya selain itu saya juga mendapatkan ilmu dari YouTube,” kata Eri.
Seiring berjalannya waktu, budi daya yang digeluti Eri berkembang pesat. Sampai saat ini, Eri mampu panen setiap 15 hari sekali. Dalam sekali panen bisa menghasilkan 5 sampai 20 kilogram ulat jerman dengan harga antara Rp40.000-Rp80.000 per kilogram.
"Mudah-mudahan dapat mendorong kaum muda atau kaum milenial untuk berternak ulat jerman karena banyak manfaatnya dan keuntungan lumayan besar. Pemeliharan ulat jerman tersebut tidak terlalu sulit dan dapat dipanen sebulan 2 kali,” ujarnya.
Editor : Putra