“Waktu jadi cleaning service gaji pertama Rp 2,3 juta, Alhamdulillah sekarang naik Rp2,7 juta. Alhamdulillah itu cukup bahkan sekarang saya bisa kuliah. Tidak menyangka bisa kuliah. Kerja di Transjateng malah bisa kuliah.
Dia mengakui jika keingina kuliah sempat tertunda karena persoalan ekonomi. “Dulu orang tidak punya, sekarang bisa kuliah di Universitas Terbuka jurusan ilmu perpustakaan,” katanya.
Perekrutan karyawan di Transjateng, menurut Tariyah juga sangat terbuka dan tidak kenal istilah “Orang Dalam”.
“Transprana tidak ada yang membawa. Dari awal kita dikirim ke Semarang ikut seleksi, tidak kenal siapa-siapa, tidak kenal orang dalam. Selain itu, ya memikirkan banget kesetaraan gender,” ujar Tariyah.
“Kita kerja di jalan merasa dilindungi kalau ada apa-apa laporan pasti di tolongi teman. Kerja enak di sini, kalau dulu pabrik borongan di sini santai. Harapannya Transjateng maju sukses dan banyak penumpang,” ujarnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait