Kemudian, dilansir dari Bubat: Sisi Gelap Hubungan Kerajaan Majapahit Hindu Dengan Kerajaan Sunda oleh Syaiful Azmi, ketika sedang membicarakan pernikahan, munculah Gajah Mada yang berambisi menaklukan seluruh Nusantara karena Sumpah Palapa.
Gajah Mada menawarkan pernikahan diselenggarakan secara biasa saja karena dia memandang bahwa Kerajaan Pajajaran telah takluk dan menjadi bawahan Kerajaan Majapahit. Hal ini ditandai dengan diserahkannya Dyah Pitaloka sebagai upeti.
Prabu Linggabuana marah atas anggapan tersebut dan ingin pernikahan dilaksanakan dengan upacara kebesaran karena derajat yang sama. Prabu Linggabuana merasa direndahkan. Perang pun tidak bisa dihindarkan.
Namun, serangan mendadak itu menimbulkan kelemahan di pihak Kerajaan Pajajaran karena jumlah prajurit yang tidak seimbang. Rombongan Kerajaan Pajajaran kalah dalam pertarungan tersebut. Prabu Linggabuana turut gugur.
Akibat perang ini, Dyah Pitaloka menjadi sangat sedih dan terluka. Putri cantik itu ikut bunuh diri menyusul kematian ayahnya. Raja Hayam Wuruk yang tidak menginginkan perang ini terjadi ikut murung. Hari yang seharusnya disambut bahagia malah menjadi kelabu.
Setelah perang tersebut, Kerajaan Pajajaran tidak tunduk pada Kerajaan Majapahit, melainkan memutus semua hubungan. Hubungan Hayam Wuruk dan Gajah Mada pun merenggang. Kisah ini pun dianggap sebagai catatan hitam hubungan Majapahit dan Pajajaran.
tayang di https://jatim.inews.id/berita/catatan-hitam-hubungan-majapahit-dan-pajajaran/2
Editor : Putra
Artikel Terkait