Masih menurut Liswarni mengungkapkan bahwa, dari penelusuran 4 kaleng susu kental manis yang diberikan kepada 18 balita terindikasi stunting di desa itu, bukan untuk diminumkan langsung, namun menjadi bahan tambahan bagi produk olahan makanan.
"Jadi tidak langsung diminumkan ke balita yang terindikasi stunting. Tetapi sebagai bahan tambahan produk olahan makanan," ungkapnya.
Lebih jauh, Liswarni mengungkapkan bahwa ke 18 anak balita di Desa Bajang penerima PMT itu, masih terindikasi stunting. Lantaran baru dilihat berdasarkan indikator berat badan dan tinggi badan. Belum berdasrkan indikator perkembangan itelejensi balita.
"Stunting itu ada dua indikatornya, selain berat dan tinggi badan, juga perkembangan intelejensi anak. Sehingga kita mengantisipasi dengan pencegahan," pungkasnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait