Kemudian Kaisar memerintahkan untuk memenggal kepala prajurit kedua itu. Setelah kepalanya dipenggal, kejadian seruap terjadi. Kepala itu menggelinding tiga kali memutari lapangan sembari melantunkan ayat suci Al-Qur'an:
فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (21) فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (22) قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (23)
Artinya: "Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat." (Surat Al-Haqqah ayat 21-23)
Melihat itu, Kaisar Romawi pun tambah marah dan memerintahkan prajurit ketiga untuk dipenggal. Kaisar berkata: "Apa yang akan kamu katakan? Apakah kamu akan masuk ke dalam agamaku? Kalau mau, aku akan menjadikanmu pemimpin."
Nahasnya, prajurit ketiga ini terbujuk mengikuti agama Kaisar Romawi. Ia lebih memilih dunia daripada Akhirat. Kemudian Kaisar berkata kepada menterinya: "Tulislah ia dalam daftar! Beri dia harta, gelas emas, dan bendera pemerintahan."
Sang menteri berkata: "Wahai Kaisar! Bagaimana kita bisa memberinya kalau belum kita uji keseriusannya! Katakan kepadanya wahi Kaisar, 'Kalau kamu benar-benar serius maka bunuhlah salah satu temanmu! Jika kamu melakukannya maka kami akan mempercayaimu."
Kemudian prajurit ketiga membunuh temannya. Melihat kejadian itu, Kaisar memerintahkan menterinya untuk menulisnya dalam daftar. Kemudian menteri itu berkata kepada Kaisar: "Ini tidak masuk akal dan bukan keputusan bijaksana untuk mempercayainya. Ia saja tidak bisa menjaga hak temannya sendiri yang tumbuh besar bersamanya. Lantas apakah ia nanti bisa menjaga hak kita?"
Akhirnya, Kaisar Romawi memerintahkan prajurit untuk membunuhnya dan memenggal kepalanya. Setelah dipenggal, kepala prajurit yang berkhianat ini menggelinding memutari lapangan tiga kali dan membaca ayat Al-Qur'an berikut: أَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ الْعَذَابِ أَفَأَنْتَ تُنْقِذُ مَنْ فِي النَّارِ
Artinya: "Apakah (kamu hendak merubah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka?" (QS Az-Zumar: 19)
Anehnya, kepala prajurit ketiga ini berhenti di pinggir lapangan dan terpisah dari kepala prajurit pertama dan kedua. Dua prajurit setia Umar bin Abdul Aziz meninggal syahid mendapatkan ridha Allah.
Sedangkan prajurit ketiga berakhir su'ul khatimah mendapatkan siksa dari Allah. Na'udzubillahi min dzalik! Demikian kisah prajurit Umar bin Abdul Aziz yang sarat pelajaran berharga. Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak sekali-kali menjual agama untuk dunia. Semoga Allah meneguhkan hati kita di atas agama-Nya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait