PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Tangis haru mewarnai kepulangan 446 jamaah haji asal Kabupaten Ponorogo pada Sabtu (8/7) sore, ke kampung halaman. Ratusan jemaah tersebut langsung disambut oleh Keluarga yang sudah menunggu di depan paseban Aloon-Aloon Ponorogo.
Pada saat turun dari bis, tangis haru pecah karena para jamaah bisa bertemu kembali dengan keluarga. Kemudian jamaah dengan usia yang cukup tua sebagian harus menggunakan kursi roda.
“Senang sekali karena ibu bisa kembali pulang ke Ponorogo, serta telah menjalani ibadah Haji dengan lancar,” kata Deni Novidianto, sapah satu keluarga jamaah haji.
Lanjutnya, pada saat melakukan ibadah haji, sang ibu yang telah berumur 70 tahun, tetap bisa menjalani ibadah dengan baik, meski sebelumnya ia sempat merasa kawatir.
“Alhamdullilah, selama di tanah suci tidak ada kendala, saat menjalankan ibadah,” imbuhnya.
Sebenarnya total jamaah haji yang berangkat beberapa waktu lalu berjumlah 450 jamaah. Namun karena ada yang meninggal dan sakit maka, yang pulang hari Sabtu ini, 446.
“Ada dua jamaah yang meninggal dunia, kemudian dua jamaah lainnya harus tertunda kepulangannya karena sedang dalam kondisi sakit,” terang Kepala Kementrian Agama Kabupaten Ponorogo, Nurul Huda.
Selain itu, masih menurut Huda, bahwa pada saat menjalankan ibadah untuk semua jamaah dari Ponorogo tanpa kendala. Meski dikabarkan ada sejumlah jamaah Indonesia harus terlantar di Muzdalifah.
“Kebetulan yang dari Ponorogo masuk di trip pertama jadi semuanya terangkut tidak harus menunggu lama di Muzdalifah, seperti jamaah lain,” ungkapnya.
Sebenarnya, kata Huda, pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan kepada jamaah haji Indonesia. Akan tetapi karena berada di negara lain jadi ya harus mengikuti ketentuan mereka.
“Kalau ada masalah seperti kemarin, bukan sepenuhnya salah dari kita atau petugas haji Indonesia,” pungkasnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait