Awalnya disebut Gadho dalam bahasa Jawa, yang berarti makan hanya dengan lauk tanpa nasi, gado-gado kemudian menyebar dengan prajurit lain memakan sayur bersama siraman bumbu pecel.
Seiring berjalannya waktu, resepnya berkembang, dan saat ini, gado-gado menjadi favorit masyarakat dengan variasi campuran yang bervariatif, termasuk lontong, telur, dan kerupuk, sering dijajakan dari warung kecil hingga restoran.
Editor : Putra
Artikel Terkait